MATRIKS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori
matriks merupakan salah satu cabang ilmu aljabar linier yang menjadi pembahasan
penting dalam ilmu matematika. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
aplikasi matriks banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bidang
matematika maupun ilmu terapannya. Aplikasi tersebut banyak dimanfaatkan dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari,
misalnya pada aplikasi perbankan yang senantiasa berhubungan dengan
angka-angka, dalam dunia olahraga seperti penentuan klasemen suatu
pertandingan, dalam bidang ekonomi biasa digunakan untuk menganalisa input dan
output seluruh sektor ekonomi. (Supranto, 1987).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Matriks
Pengertian matriks adalah kumpulan
bilangan (atau unsur) yang disusun menurut baris dan kolom tertentu.
Bilangan-bilangan yang disusun tersebut dinamakan eleme-elemen atau
komponen-komponen matriks. Nama sebuah matriks biasanya dinyatakan dengan huruf
kapital. Dalam sebuah matriks ada istilah ordo. Yang dimaksud dengan ordo atau
ukuran matriks adalah banyaknya baris x banyak kolom dalam sebuah matriks.
Contoh :
Matriks A di atas terdiri dari 3
baris dan 4 kolom. Sobat bisa mengatakan matriks A berordo 3 x 4 atau di
tulis A(3×4).
Matriks banyak dimanfaatkan untuk menyelesaikan
berbagai permasalahan matematika misalnya dalam menemukan solusi masalah
persamaan linear, transformasi linear yakni bentuk umum dari fungsi linear
contohnya rotasi dalam 3 dimensi. Matriks juga seperti variabel biasa, sehingga
matrikspun dapat dimanipulasi misalnya dikalikan, dijumlah, dikurangkan, serta
didekomposisikan. Menggunakan representasi matriks, perhitungan dapat dilakukan
dengan lebih terstruktur.
B. Jenis Matrik
1. Berdasarkan Ordo
·
Matriks bujur sangkar adalah
matriks yang banyak barisnya sama dengan banyak kolomnya
- Matriks baris adalah matriks yang terdiri dari satu baris
- Matriks kolom adalah matriks yang terdiri dari satu kolom.
·
Matriks tegak adalah suatu matriks yang
banyaknya baris lebih dari banyaknya kolom.
- Matriks datar adalah matriks yang banyaknya baris kurang dari banyaknya kolom.
2. Berdasarkan Elemen-Elemen Penyusunnya
·
Matriks nol adalah
matriks yang semua
elemennya bernilai NOL
- Matriks diagonal adalah matriks bujur sangkar yang semua elemen di luar diagonal utama adalah nol
- Matriks segi tiga atas adalah matriks bujur sangkar yang elemen-elemen di bawah diagonal utamanya (kiri atas ke kanan bawah) bernilai nol
- Matriks sembarang adalah matriks yang tidak punya aturan – aturan khusus seperti di atas (seluruh elemennya adalah bebas).
·
Matriks segitiga bawah adalah kebalikan
dari segitiga atas, matriks ini berbentuk bujur sangkar yang elemen-elemen di
atas diagonal utamanya bernilai nol.
- Matriks skalar adalah matriks yang elemen-elemen pada lajur diagonalnya bernilai sama.
- Matriks simetri adalah suatu matriks bujur sangkar yang unsur pada baris ke-i kolom ke-j sama dengan unsur pada baris ke-j kolom ke-i sehingga aij = aji .
C. Transpose Matriks
Transpose
matriks A adalah matriks baru yang diperoleh dengan mengubah baris menjadi kolom matriks mula – mula, atau
sebaliknya. Transpose
matriks A dinotasikan AT atau At .
D. Invers Matriks
Suatu
matriks dapat dibalik jika dan hanya jika matriks tersebut adalah matriks
persegi (matriks yang berukuran n x n) dan matriks tersebut non-singular
(determinan 0). Tidak semua matriks memiliki invers. Invers matriks dapat
didefinisikan sebagai berikut.
“Jika A adalah suatu matriks kuadrat,
dan jika kita dapat mencari matriks B sehingga AB = BA = I, maka A dikatakan
dapat dibalik (invertible) dan B dinamakan invers dari”
E. Determinan Matriks
Determinan
adalah suatu fungsi tertentu yang menghubungkan suatu bilangan real dengan
suatu matriks bujur sangkar.
Sebagai
contoh, kita ambil matriks A2×2
A = untuk
mencari determinan matrik A maka, detA = ad
– bc
F. Penjumlahan Matriks
Penjumlahan
matriks hanya dapat dilakukan terhadap matriks-matriks yang mempunyai ukuran
(orde) yang sama. Jika A=(aij) dan B=(bij) adalah matriks-matriks berukuran
sama, maka A+B adalah suatu matriks C=(cij) dimana (cij) = (aij)+(bij) atau [A]+[B] = [C] mempunyai ukuran yang sama dan
elemennya (cij) = (aij) + (bij)
G. Pengurangan Matriks
Sama seperti
pada penjumlahan matriks, pengurangan matriks hanya dapat dilakukan pada
matriks-matriks yang mempunyai ukuran yang sama. Jika ukurannya berbeda maka
matriks hasil tidak terdefinisikan.
H. Perkalian Matriks dengan Skalar
Jika k
adalah suatu bilangan skalar dan A=(aij) maka matriks kA(kaij) yaitu suatu
matriks kA yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen matriks A dengan k.
Mengalikan matriks dengan skalar dapat dituliskan di depan atau dibelakang
matriks. Misalnya [C]=k[A]=[A]k dan (cij ) = (kaij ). Pada
perkalian matriks dengan skalar berlaku hukum distributif dimana k(A+B)=kA+kB,
I. Perkalian Matriks dengan Matriks
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan:
- Perkalian matriks dengan matriks umumnya tidak komutatif
- Syarat perkalian adalah jumlah banyaknya kolom pertama matriks sama dengan jumlah banyaknya baris matriks kedua
- Jika matriks A berukuran mxp dan matriks pxn maka perkalian A*B adalah suatu matriks C=(cij) berukuran mxn dimana
Beberapa Hukum Perkalian Matriks:
- Hukum Distributif, A*(B+C) = AB + AC
- Hukum Assosiatif, A*(B*C) = (A*B)*C
- Tidak Komutatif A*B ¹ B*A
- Jika A*B = 0, maka beberapa kemungkinan
- A = 0 dan B = 0
- A = 0 atau B = 0
- A ¹0 dan B ¹0
- Bila A*B = A*C, belum tentu B = C