Daftar
Peninggalan Bangsa Eropa di Indonesia
1.
Bidang Militer dan Pertahanan
Benteng
Duurstede
Merupakan
salah satu bangunan peninggalan bangsa Eropa di Indonesia yang dibangun oleh
bangsa Belanda di tahun 1676 untuk menghadapi serangan dari bangsa Portugis.
Dalam serangan tersebut, pasukan Pattimuran pernah bertempur untuk merebut
benteng tersebut pada 16 Mei 1817. Dalam serangan tersebut semua pasukan
Belanda tewas termasuk presiden Van den Berg.
Benteng
ini awalnya dibangun pada tahun 1545 oleh raja Gowa X yang bernama
Tunipallangga Uwalang. Pada masa Raja Gowa XIV benteng tersebut diganti dengan
batu padas berwarna hitam keras. Dan di tahun 1666 terjadilah perang antara
Raja Gowa dengan penguasa Belanda. Kekalahan Gowa membuat Belanda memaksa
kepada raja Gowa untuk menAndatangani perjanjian Bongaya pada tanggal 18
November 1667.
Benteng
Vredeburg
Peninggalan
bangsa Eropa di Indonesia ini dibangun pada tahun 1767, namun selesai
pembangunannya pada tahun 1787. Setelah proses pembangunan selesai, bangunan benteng
di sempurnakan lagi dan berganti menjadi Benteng Rustenburg yang mempunyai arti
benteng peristirahatan. Karena mengalami kerusakan parah akibat gempa dahsyat
yang terjadi, akhirnya benteng inipun berganti nama menjadi Benteng Vredeburg
yang mempunyai arti benteng perdamaian.
Benteng
Marlborough
Didirikan
oleh perusahaan India Timur dibawah kepemimpinan Gubernur Joseph Callet. Bentuk
dari benteng ini menyerupai kura-kura yang dibuat menghadap selatan serta
memiliki luas 44100 meter persegi. Pintu utama dari peninggalan bangsa Eropa di
Indonesia nini di kelilingi oleh parit yang tersambung dengan jembatan gerbang
dalam. Dan benteng Marlborough inilah yang menjadi peninggalan terbesar Inggris
di Indonesia.
Sebenarnya
benteng ini tidak hanya benteng pertahanan militer saja, namun digunakan untuk
kepentigan perdagangan. Selain itu, fungsi dari bangunan peninggalan bangsa
Eropa di Indonesia tersebut juga sebagai penjamin kelancaran persediaan lada
untuk perusahaan Inggris.
2.
Bidang Pemerintahan.
Tak
hanya datang untuk perdagangan saja, bangsa Eropa datang juga ingin menjajah
dan menguasai Indonesia. Secara resmi mereka menjalankan pemerintahan di tanah
jajahan. Maka dari itu di berbagai daerah bisa ditemukan beragam bentuk
peninggalan bangsa Eropa di Indonesia dalam bidang pemerintahan. Beberapa
bangunan pemerintahan pada masa tersebut mengusung gaya Eropa yang merupakan
perpaduan Barat dan Timur.
Standhuis
Dikenal
dengan nama Taman Fatahillah yang merupakan balai kota lama. Dulunya gedung ini
merupakan kantor gubernur jenderal VOC yang dibangun pada tahun1707-1710.
Bangunan tersebut hampir mirip dengan Istana Dam di Amsterdam yang terdiri atas
bangunan utama dengan dua sayap yang berada di bagian timur dan barat.
Peninggalan bangsa Eropa di Indonesia ini juga dulunya digunakan sebagai ruang
pengadilan, kantor dan ruang bawah tanah difungsikan sebagai penjara.
Penggarapan bangunan ini selesai di tahun 1710 M dan diresmikan oleh Jenderal
Abraham van Riebeek. Untuk asriteknya dirancang oleh W,J van der Velde.
Istana
Merdeka
Dibangun
mulai tahun 1973 yakni pada pemerintahan Gubernur Jenderal Louden dan selesai
pada tahun 1879 di masa Gubernur Jenderal Johan Willem van Landbarge. Dulunya,
tempat tersebut bernama istana gambir yang diarsiteki oleh Drossares pada awal
pemerintahan Republik Indonesia dan menjadi saksi sejarah penandatanganan
naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat atau RIS oleh
pemerintahan Belanda pada tanggal 27 Desember 1949.
Istana
Bogor
Dibangun
atas inisiatif dari Gubernur Jenderal van Imhoff pada 1745-1750 yang kemudian
dilanjutkan oleh gubernur Jenderal Jacob Mossel. Kata Bogor berasal dari kata
Buitenzorg yang berarti bebas dari masalah atau kesulitan. Imhof kemudian
membuat skesta sendiri dengan meniru asrsitektur dari Blenheim Palace yang
merupakan kediaman Duke of Malborough di Inggris.
3.
Bidang Hukum.
Walaupun
tujuannya untuk menjajah, akan tetapi belada masih menjalankan aktivitasnya
seperti sebuah Negara. Untuk itu, mereka membangun sarana guna mendukung
jalannya pemerintahan di bidang hukum. Tak hanya membuat undang-undang dan
peraturan, namun bangsa Eropa juga membuat peralatan kelengkapan seperti
penjara dan polisi.
Peninggalan
bangsa Eropa di Indonesia dalam bidang hukum yakni membangun gedung kehakiman
Jakarta dan penjara di Bandung. Untuk penjaranya disebut dengan penjara
Sukamiskin.
4.
Bidang Ekonomi.
peninggalan
bangsa Eropa di Indonesia di bidang ekonomi cukup banyak hal ini dikarenakan
misi pertama kehadiran mereka yaitu untuk kepentingan dagang. Tak hanya
membangun benteng dan gudang, pemerintah colonial Belanda juga membangun
beragam jenis sarana dan prasarana untuk menunjang perekonomian yang
diantaranya meliputi stasiun kereta api, pabrik gula dan pelabuhan.
Stasiun
Wilem I
Stasiun
kerita ini dibangun oleh pihak Belanda yang berada di Ambarawa pada tahun 1800
an yang lebih dikenal dengan nama Stasiun Willem I. Nama tersebut diambil dari
nama Raja Belanda yang berkuasa saat itu. Dengan dibangunnya stasiun kereta
tersebut maka penguasaan akan lebih mudah dalam menemukan dan penggerak
transportasi bagi perekonmiannya.
Pelabuhan
Tanjung Priok
Dibangun
pada era colonial Belanda pada tahun 1800 an. Penggalian pelabuhan tersebut
dimulai pada tahun 1977 yang diresmikan pada tahun 1883. Kemudian
penggarapannya diperlebar lagi pada 1910-1911. peninggalan bangsa Eropa di
Indonesia ini berada di tepi laut Jawa yang menjadi pintu gerbang utama
kapal-kapal Belanda untuk datang dan mengambil kekayaan alam.
5.
Bidang Kerohanian
Dalam
perkembangannya, bangsa Eropa juga menjalani kehidupannya di Indonesia. Oleh
sebab itu merekapun banyak membangun beragam tempat peribadatan. Di berbagai
daerah Belanda membangun gereja dengan model arsiteksturnya yang khas.
Peninggalan
bangsa Eropa di Indonesia di bidang ini yaitu gereja Immanuel dan Katedral di
Jakarta juga gereja Blenduk yang berada di Semarang Jawa Tengah.
Dengan
adanya ulasan mengenai peninggalan bangsa Eropa di Indonesia di atas diharapkan
Anda pembaca bisa mengenal dan mempelajari sejarah tersebut. Karena negara
dapat lebih maju jika masyarakat atau warganya ingat akan sejarah negara
tersebut