MAKALAH
Analisis
Sekuritas & Portofolio
Saham dan Nilai Saham
(Yunia
Ulfa Variana, M.Sc.)

Jurusan
Ekonomi Syariah
Fakultas
Syariah dan Ekonomi Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur
atas kehadirat Allah s.w.t. yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya
sehingga makalah “Saham dan Nilai Saham” dapat di selesaikan tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam tidak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad
s.a.w. yang telah membimbing kita menuju Islam yang sempurna.
Kami atas nama
penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dosen yang telah
membimbing dan membina kami dalam proses perkuliahan di kampus. Dan kami
meminta maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam hal materi ataupun
tulisan, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami butuhkan untuk
menyempurnakan makalah kami ini.
Penyusun
Kelompok I
DAFTAR ISI
Cover..............................................................................................................................
Kata
Pengantar..............................................................................................................i
Daftar
Isi.......................................................................................................................ii
BAB
I
Pendahuluan......................................................................................................
A. Latar Belakang………..………….…………………………………………...1
B. Rumusan
Masalah…………………………………………………………….1
C. Tujuan……………………..……….…………………………………………2
BAB
II
Pembahasan......................................................................................................
A.
Saham………………………………………………………………………...2
B.
Saham
Preferren……………………………………………….......................2
C.
Saham
Biasa………………………………………………………………….4
D.
Saham
Treasury………………………………………………………………6
E.
Nilai
Saham……………………………………………..................................6
BAB
III Penutup..........................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................15
B. Saran………………………………………………….............................15
Daftar
Pustaka............................................................................................................16
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebagai
negara yang sedang berkembang, Indonesia merupakan salah satu negara yang
menjadi sasaran bagi para pengusaha dalam negeri maupun luar negeri untuk
menambah kekayaan dengan membeli saham
dalam bentuk investasi.
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga
yang diperdagangkan di bursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan
modal di suatu perseroan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti dia ikut menyertakan modal
atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
Para pembeli saham membayarkan uang pada
perusahaan melalui bursa efek dan mereka menerima sebuah sertifikat saham
sebagai tanda bukti kepemilikan mereka atas saham-saham dan kepemilikan mereka
dicatat dalam daftar saham perusahaan. Para pemegang saham dari sebuah
perusahaan merupakan pemilik-pemilik yang disahkan secara hukum dan berhak
untuk mendapatkan bagian dari laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk
deviden.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
itu Saham ?
2. Apa
itu Saham Preferen ?
3. Apa
itu Saham Biasa ?
4. Apa
itu Saham Treasury ?
5. Apa
itu Nilai Saham ?
C.
Tujuan
1. Untuk
Mengetahui Apa itu Saham
2. Untuk
Mengetahui Apa itu Saham Preferen beserta Penjelasannya.
3. Untuk
Mengetahui Apa itu Saham Biasa beserta Penjelasannya.
4. Untuk
Mengetahui Apa itu Saham Treasury beserta Penjelasannya.
5. Untuk
Mengetahui Apa itu Nilai Saham beserta Penjelasannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Saham
Saham
adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu
pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham,
memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang
untuk “menjual” kepentingan dalam bisnis - saham (efek ekuitas) - dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama
untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham dijual
melalui pasar primer (primary market)
atau pasar sekunder (secondary market)[1]
Suatu
perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika perusahaan perusahaan
hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa (common stock). Untuk menarik investor
potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin saja mengeluarkan kelas lain dari
saham, yaitu yang disebut dengan saham preferent (preferred stock).
Saham
preferen mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak-hak prioritas
dari saham preferen yaitu hak atas deviden yang tetap dan hak terhadap aktiva
jika terjadi lukuidasi. Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak
veto seperti yang dimiliki oleh saham biasa.
B.
Saham
Preferen
Saham
preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid)
antara obligasi (bond) dan saham
biasa. Seperti bond yang membayarkan
bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tepat berupa deviden preferen. Seperti saham biasa,
dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang
obligasi (bond). Dibanding dengan
saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden
tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena
itu, saham preferen dianggap mempunyai karakteristik ditengah-tengah antara bond dan saham biasa[2].
1. Karakteristik
Saham Preferen
a. Preferen
terhadap Deviden
-
Pemegang saham preferen
mempunyai hak untuk menerima deviden terlebih dahulu dibanding dengan pemegang
saham biasa.
-
Saham preferen juga
umumnya memberikan hak kepada deviden komulatif, yaitu memberikan hak kepada
pemegangnya untuk menerima deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan
sebelum pemegang saham biasa menerima devidennya. Jika saham preferen
disebutkan memberikan hak deviden kumulatif, maka deviden-deviden yang belum
dibayarkan disebut dengan devidends in
arrears
b. Preferen
terhadap Waktu Likuidasi
-
Saham preferen
mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak
yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas
aktiva pada saat likuidasi adalah sebesar nilai nominal saham preferennya
termasuk semua deviden yang belum dibayar jika bersifat komulatif.
-
Karena karakteristik
ini, investor pada umumnya menganggap saham preferen lebih kecil resikonya
dibandingkan dengan saham biasa. Akan tetapi jika dibandingkan dengan bond, saham preferen dianggap lebih
beresiko, karena klaim dari pemegang saham preferen di bawah klaim dari
pemegang bond
2. Jenis
Saham Preferen
Untuk
menarik minat investor terhadap saham preferen dan untuk memberikan beberapa
alternatif yang menguntungkan baik bagi investor atau bagi perusahaan yang
mengeluarkan saham preferen, beberapa macam saham preferen telah dibentuk.
Jenis dari saham preferen diantaranya adalah saham preferen yang dapat
dikonversikan kedalam saham biasa (convertible
preferred stock), saham preferen yang dapat ditebus (callable preferred stock), saham preferen dengan tingkat deviden
yang mengambang (floating atau adjustable-rate preferred stock)[3]
a.
Convertible
Preferred Stock
Untuk menarik investor
yang menyukai saham biasa, beberapa saham preferen menambah bentuk di dalamnya
yang memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham ini dengan saham biasa dengan
rasio penukaran yang sudah ditentukan. Saham preferen semacam ini disebut
dengan convertible preferred stock.
Penukaran dari saham preferen ke saham biasa tidak menimbulkan keuntungan (gain) atau kerugian (loss) diperusahaan emiten. Diperusahaan
emiten, nilai yang dicatat untuk saham-saham ini adalah sebesar nilai
nominalnya dan selisih yang diterima yang berbeda dengan nilai nominalnya
dicatat sebagai rekening agio saham (paid-in
capital in excess of par value). Juga di dalam catatan perusahaan emiten,
nilai pasar saat penukaran tidak diperhitungkan karena alasannya adalah
pertukaran saham tersebut dilakukan langsung dengan perusahaan
b.
Callable
Preferred Stock
Bentuk lain dari saham
preferen adalah memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk
membeli kembali saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu dimasa
mendatang dengan nilai yang tertentu. Harga tebusan ini biasanya lebih tinggi
dari nilai nominal sahamnya
c.
Floating
/ Adjustable Rate Preferred Stock (ARP)
Saham preferen ini
merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat yang dikenalkan pada tahun
1982. Saham preferen ini tidak membayar deviden secara tetap, tetapi tingkat
deviden yang dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas t-bill (treasury bill). Saham preferen
tipe baru ini cukup populer sebagai investasi jangka pendek untuk investor yang
mempunyai kelebihan kas.
C.
Saham
Biasa
Jika
perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam
bentuk saham biasa (common stock).
Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen
untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang
saham biasa mempunyai beberapa hak[4].
Beberapa
hak dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah hak kontrol, hak menerima pembagian
keuntungan, hak preemptif dan hak klaim sita
a. Hak
Kontrol
Pemegang saham biasa
mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini berarti bahwa pemegang saham
mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaannya.
Pemegang saham dapat
melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat
tahunan pemegang saham atau memveto pada tindakan-tindakan yang membutuhkan
persetujuan pemegang saham.
b. Hak
Menerima Pembagian Keuntungan
Sebagai pemilik perusahaan,
pemegang saham biasa berhak untuk mendapat bagian dari keuntungan perusahaan.
Tidak semua lba dibagikan, sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam
perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained
earning) merupakan sumber dana intern perusahaan. Laba yang tidak ditahan
dibagikan dalam bentuk deviden.
Tidak semua perusahaan
membayar deviden. Keputusan perusahaan membayar deviden atau tidak dicerminkan
dalam kebijaksanaan devidennya (devidend
policy). Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam bentuk
deviden, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian
deviden untuk saham preferen.
c. Hak
Preemptif
Hak preemptif (preemptive right) merupaakan hak untuk
mendapatkan presentasi pemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan
tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham, maka
jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya presentase
kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun.
Hak preemptif memberi
prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham yang baru,
sehingga presentase pemiliknya tidak berubah.Hak ini mempunyai dua tujuan,
tujuan pertama adalah untuk melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama.
Tujuan yang kedua adalah untuk melindungi pemegang saham lama dari nilai yang
merosot[5].
D.
Saham
Treasury
Saham
treasuri (trasury stock) adalah saham
milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli
kembali oleh perusahaan untuk tidak depensiunkan tetapi disimpan sebagai
treasuri. Perusahaan emiten membeli kembali saham beredar sebagai saham
treasuri dengan alasan sebagai berikut:
a. Akan
digunakan untuk diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan-karyawan didalam
perusahaan sebagai bonus dan konvensasi dalam bentuk saham
b. Meningkatkan
volume perdagangan di pasar modal dengan harapan meningkatkan nilai pasasrnya
c. Memberikan
sinyal kepada pasar bahwa harga saham tersebut murah, sehingga perusahaan mau
membelinya kembali
d. Mengurangi
jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per lembarnya
e. Alasan
khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga dapat
mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk menguasai jumlah saham secara
mayoritas dalam rangka pengambilan.
E.
Nilai
Saham
Ada
beberapa nilai yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value),
nilai pasar (market value) dan nilai intrinsic (intrinsic value)[6].
1. Nilai
buku
Nilai buku ialah nilai asset yang
tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika dibagikan. Nilai buku hanya
mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva bersih untuk sham
yang dimiliki investor. Ada beberapa nilai-nilai yang berkaitan dengan nilai
buku, yaitu:
a. Nilai
Nominal
Nilai nominal yaitu
nilai yang ditetapkan oleh emiten. Nilai nomilnal (par value) dari suatu sham merupakan nilai kewajiban yang
ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Kpentingan dari nilai nominal adalah
untuk kaitannya dengan hukum.
Nilai nominal ini
merupakan modal per lembar yang yang secara hokum harus ditahan di perusahaan
untuk proteksi. Kadangkala suatu saham tidak mempunyai nominal (no-par value stock). Untuk sham yang
tidak mempunyai nilai nominal, dewan direksi umumnya menetapkan nilai sendiri (statted value) per lembarnya. Jika tidak
ada nilai yang ditetapkan, maka yang dianggap sebagai modal secara hokum adalah
semua penerimaan bersih (proceed)
yang diterima oleh emiten pada waktu mengeluarkan saham bersangkutan.
b. Agio
Saham
Agio saham ialah
selisih harga yang diperoleh yang dibayarkan investor kepada emiten dikurangi
harga nominalnya atau selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perushaan
dengan nominal sahamnya. Misalnya nilai nominal saham biasa per lembar adalah
Rp5.000,- dan saham ini dijual sebesar Rp8.000,- per lembar, maka agio saham
per lembar adalah sebesar Rp.3.000,-, agio per lembar dikalikan dengan jumlah
lembar yang dijualnya
c. Nilai
Modal Disetor
Nilai modal disetor
ialah total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten, yaitu
jumlah nilai nominal ditambah agio saham. Misalnya nilai nominal saham biasa
per lembar adalah Rp5.000,- dan saham ini dijual sebesar Rp8.000,- per lembar,
maka agio saham per lembar adalah sebesar Rp.3.000,-, agio per lembar dikalikan
dengan jumlah lembar yang dijualnya
d. Laba
Ditahan
Laba ditahan merupakan
laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang tidak dibagi ini
diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber dana internal
e. Nilai
Buku
Nilai buku (book value) adalah dimana per lembar
saham menunjukkan nilai aktiva bersih (net
assets) yang dimiliki pemegang saham dengan memiliki per lembar saham.
Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka
nilai buku per lembar saham adalah ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang
beredar:

Jika perusahaan
mempunyai dua macam kelas saham, yaitu saham preferen dan saham biasa, maka
perhitungan nilai buku per lembar untuk masing-masing kelas saham ini lebih
rumit dibandingkan jika hanya mempunyai saham biasa saja[7].
Perhitungan nilai buku per lembar saham untuk dua macam kelas aham adalah
sebagai berikut:
a. Hitung
nilai ekuitas saham preferen
Nilai ekuitas dihitung dengan
mengalihkan nilai tebus (call price)
ditambah dengan dividen yang arreans dengan lembar saham preferen yang beredar.
Jika nilai tebus tidak digunakan, maka nilai nominal yang digunakan. Di dalam
perhitungn ini, agio saham untuk saham preferen tidak di masukkan, karena
pemegang sham preferen tidak mempunyai hak untuk agio ini walaupun berasal dari
saham preferen, sehingga nilai agio ini dimasukkan sebgai tambahan nilai
ekuitas saham biasa
b. Hitung
nilai ekuitas saham biasa
Nilai ekuitas saham biasa dihitung
dengan mengurangi nilai total ekuitas saham preferen
c. Nilai
buku saham biasa dihitung dengan membagi nilai ekuitas saham biasa dengan
jumlah saham lembar biasa yang beredar
Contoh:
Suatu
perusahaan mengotorisasi untuk menerbitkan saham biasa sebanyak 1.000.000
lembar dengan nilai nominal Rp5.000.-. Pada tanggal 18 Februari tahun ini,
perusahaan mengeluarkan sebanyak 800.000 lembar saham biasa dengan harga
Rp8.000,-per lembar. Dari penjualan saham biasa ini perusahaan mendapatkan kas
sebesar Rp6.400.000.000,-(800.000 x Rp8.000,-) yang terdiri dari:
Modal Saham Biasa
|
800.000 x Rp5.000,-
|
= Rp4.000.000.000,-
|
Agio Saham Biasa
|
800.000 x Rp3.000,-
|
= Rp2.400.000.000,-
|
Total Kas Diterima
|
|
= Rp6.400.000.000,-
|
Pada
tanggal 17 November tahun ini, perusahaan membeli balik saham biasa yang beredar
sebagai saham treasuri sebanyak 100.000 lembar dengan harga pasar sebesar
Rp15.000,-. Nilai total saham treasuri adalah:
Saham
Treasuri = 100.000 x
Rp15.000,-
=
Rp1.500.000.000,-
Selanjutnya
pada tanggal 5 Desember tahun ini, sebanyak 20.000 lembar saham treasuri dijual
kembali dengan harga Rp17.500, per lembarnya. Dari penjualan saham treasuri ini
perusahaan mendapatkan kas sebesar Rp350.000.000,(20.000 x Rp17.500,-) yang
terdiri dari:
Modal Saham Treasuri
|
20.000 x Rp15.000,-
|
= Rp300.000.000,-
|
Agio Saham Treasuri
|
20.000 x Rp2.500,-
|
= Rp50.000.000
|
Total Kas Diterima
|
|
= Rp350.000.000
|
Pada
tanggal neraca, yaitu 31 Desember tahun ini, posisi saham treasuri perusahaan
adalah sebanyak 80.000 lembar (100.000 lembar pada tanggal 17 November dan
dijual 20.000 lembar pada tanggal 5 Desember). Nilai dari saham treasuri ini
adalah sebesar Rp1.200.000.000, (Rp1.500.000.000 - Rp300.000.000,-). Saham
treasuri ini adalah milik perusahaan, bukan milik pemegang saham biasa,
sehingga akan mengurangi total nilai ekuitas. Misalnya laba ditahan untuk akhir
tahun ini adalah sebesar Rp550.000.000,- maka penyajian ekuitas yang nampak di
neraca adalah sebagai berikut ini:
EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Modal Disetor
Modal Saham Biasa, nominal Rp5.000,-
diotorisasi
Sebanyak
1.000.000 lembar, 800.000
Dikeluarkan
dengan harga Rp8.000,- dan Rp4.000.000.000,-
720.000
beredar

Tambahan Modal Disetor
Agio
Saham Biasa
Agio
Saham Treasuri Rp2.400.000.000


Total Modal Disetor Rp6.450.000.000,-

Total
Modal Disetor dan Laba Ditahan Rp7.000.000.000,-
Dikurangi:
Saham Treasuri (80.000 lb) (Rp1.200.000.000,-)

2. Nilai
Pasar (market value)
Nilai pasar merupakan
harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham di pasar modal atau
disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar berbeda dengan nilai
buku. Jika nilai buku merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh
perusahaan, maka nilai pasar dimana harga saham yang terjadi di pasar bursa
pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar[8].
3. Nilai
Intrinsic
Nilai
intrinsic menentukan harga wajar suatu saham agar saham tersebut mencerminkan
nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu mahal.
Dua macam analisis yang
banyak digunakan untuk menentukan nilai yang sebenarnya dari saham, yaitu
analisis sekuritas fundamental (fundamental
security analysis) atau analisis perusahaan (company analysis) dan analisis teknis (technical analysis).
Analisis fundamental
menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari data keuangan
perusahaan (misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan dan sebagainya),
sedangkan analisis teknis menggunakan nalisis data pasar dari saham (misalnya
harga dan volume transaksi saham) untuk menetukan nilai dari saham.
Analisis teknis banyak
digunakan oleh praktisi dalam menentukan harga saham. Sedangkan analisis
fundamental banyak digunakan oleh akademisi.
a. Pendekatan
Nilai Sekarang
Pendekatan nilai
sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi laba (capitalization of income method) kerena melibatkan proses
kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang.
Jika investor percaya bahwa nilai dari perusahaan tergantung dari prospek
perusahaan tersebut dimasa mendatang dan prospek ini merupakan kemampuanperusahaan
untuk menghasilkan aliran kas di masa mendatang, makanilai perusaahaan tersebut
dapat ditentukan dengan mendiskontokan nilai-nilai arus kas (cash flow) dimasa depan menjadi nilai
sekarang sebagai berikut:

Notasi:
P₀* = Nilai sekarang dari perusahaan (value of the firm)
ᵼ =
Periode waktu waktu ke t dari t=1
sampai dengan ∞
k
=
Suku bunga diskonto (discount rate) atau tingkat pengembalian yang diinginkan (required rate of return)
Arus kas merupakan
komponen didalam penentuan nilai perusahaan. Arus kas merupakan kasyang
diterima oleh perusahaan emiten. Sebagai alternative dari arus kas, laba perusahaan
(earnings) juga dapat digunakan untuk
menghitung nilai perusahaan[9]. Earnings yang diperoleh oleh perusahaan
dapat ditahan sebagai sumber dana internal (retained
earnings) atau dibagikan dalam bentuk deviden. Arus kas deviden dapat
dianggap sebagai arus kas yang diterima oleh investor. Dengan alasan bahwa deviden
merupakan satu satunya arus pendapatan yang diterima oleh investor, model
diskonto deviden dapat digunakan sebagai pengganti model diskonto arus kas
untuk menghitung nilai intrinstik saham.
Model diskonto deviden (dividend discount model) untuk menghitung
nilai intrinsic saham adalah sebagai berikut:

Notasi:
Dᵼ = Deviden yang dibayarkan untuk periode
ke-t.
Rumus
(5-3) dapat juga dituliskan sebagai:

Beberapa
kasus dapat ditemui didalam besarnya nilai deviden dengan yang dibayarkan.
Beberapa perusahaan membayar deviden dengan besarnya yang tidak teratur dan
beberapa perusahaan yang lain membayar deviden yang nilainya konstan yang sama
dari waktu ke waktu (disebut juga dengan deviden yang tidak bertumbuh atau
pertumbuhan nol) dan beberapa perusahaan yang lainnya bahkan membayar deviden
yang selalu naik dengan tingkat pertumbuhan yang konstan.
b. Pendekatan
PER
Alternatif
selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam menghitung nilai
fundamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan nilai laba
perusahaan (earnings). Salah satu
pendekatan yang populer yang menggunakan nilai earnings untuk mengestimasi nilai intrinsik adalah pendekatan PER (price earnings ratio) atau disebut juga
dengan pendekatan earnings multiplier[10].
PER
(price earnings ratio) menunjukkan
rasio dari harga saham terhadap earnings.
Ratio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap
kelipatan dari earnings. Misalnya
nilai PER adalah 5, maka ini menunjukkan bahwa harga saham merupakan kelipatan
dari 5 kali earnings perusahaan.
Misalnya earnings yang digunakan
adalah earnings tahunan dan semua earnings dibagikan dalam bentuk dividen,
maka nilai PER sebesar 5 juga menunjukkan lama investasi pembelian saham akan
kembali selama 5 tahun.
Contoh:
Harga
pasar dari suatu saham adalah sebesar Rp20.000,-. Laba bersih yang diperoleh
perusahaan diperkirakan konstan dari tahun ke tahun sebesar Rp5.000,- per
lembarnya per tahun. Besarnya PER adalah:
PER =
|
Rp20.000,-
|
Rp5.000,-
|
|
=
|
4x
|
Contoh:
Laba
bersih per lembar saham yang diestimasi untuk periode selanjutnya (
)
adalah sebesar Rp2.500,-. Harga pasar saham perusahaan ini adalah Rp20.000,-.
Investor memperkirakan PER untuk saham ini adalah 10. Nilai intrinsik saham ini
dapat dihitung sebesar:

PER = 

=
10. Rp2.500,-
=
Rp25.000,-
Karena
harga pasar saham ini adalah sebesar Rp20.000,- sedang nilai intrinsiknya
adalah sebesar Rp25.000,- maka saham ini dijual dcngan harga yang murah (undervalued).
Rumus
PER dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menderivasinya menggunakan model
diskonto dividen. Dengan menggunakan model pertumbuhan dividen yang konstan di
persamaan (5-8) sebagai berikut:
Rumus
PER dapat diderivasi dengan membagi kedua sisi persamaan di atas dengan nilai
,
sehingga didapatkan:

Rumus
(5-10) menunjukkan factor-faktor yang menentukan besarnya PER, yaitu:
-
PER berhubungan positif
dengan rasio pembayaran dividen terhadap earnings (
/
)


-
PER berhubungan negatif
dengan tingkat pcngembalian yang diinginkan (k)
-
PER berhubungan positif
dengan tingkat pertumbuhan dividen (g)
.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga
yang diperdagangkan di bursa efek. Suatu perusahaan dapat menjual hak
kepemilikannya dalam bentuk saham (stock).
Jika perusahaan perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini
disebut dengan saham biasa (common stock).
Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin saja
mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham preferent (preferred stock) atau saham treasuri (treasure stock).
B.
Saran
Kami
selaku penyusun makalah sangat menyadari masih jauh dari sempurnadan tentunya
banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena
terbatasnya kemampuan kami.
Oleh
karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Kami juga berharap makalah ini bermanfaat untuk
kami khususnya bagi mahasiswa/i IAIN Mataram.
DAFTAR
PUSTAKA
Jogiyanto HM,
“Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi kesepuluh,
BPFE-Yogyakarta, 2016
http://id.wikipedia.org/wiki/Saham
[2] Jogiyanto
HM, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi kesepuluh,
BPFE-Yogyakarta, 2016. Hal 170.
[3] Jogiyanto
HM, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi kesepuluh,
BPFE-Yogyakarta, 2016. Hal. 172
[4] Jogiyanto
HM, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi kesepuluh,
BPFE-Yogyakarta, 2016. Hal. 174
[5] Jogiyanto
HM, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi kesepuluh,
BPFE-Yogyakarta, 2016. Hal.176
[6] Jogiyanto
HM, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi kesepuluh,
BPFE-Yogyakarta, 2016. Hal 179
[7] Jogiyanto
HM, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi kesepuluh,
BPFE-Yogyakarta, 2016. Hal 182
[8] Jogiyanto
HM, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi kesepuluh, BPFE-Yogyakarta,
2016. Hal 188
[9] Jogiyanto
HM, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi kesepuluh,
BPFE-Yogyakarta, 2016. Hal 190
[10] Jogiyanto
HM, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi kesepuluh,
BPFE-Yogyakarta, 2016. Hal 204