A. Latar Belakang
Di
era ini, pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan
bermasyarakat. Pendidikan berhubungan dengan trasmisi pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi
bangsa.
Dalam
pengertian ini pendidikan dimulai dengan interaksi pertama individu itu dengan
anggota masyarakat lainnya. Dalam masyarakat primitif tidak ada pendidikan
formal yang tersendiri. Setiap anak harus belajar dari lingkungan sosialnya dan
harus menguasai sejumlah kekuatan yang dibutuhkan pada saatnya tanpa adanya
guru tertentu yang bertanggung jawab atas kelakuannya. Juga dalam masyarakat
yang maju kebanyakan kebiasaan dan pola kelakuan yang pokok dalam kebudayaan
dipelajari melalui proses pendidikan atau sosialisasi informal.
Dilihat
dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan orang dengan berbagai
ragam kualitas diri yang tidak berpendidikan sampai dengan yang berpendidikan. Sementara itu, dilihat
dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lingkungan nonformal yang
memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya,
tetapi tidak sistematis.
B. Pendidikan dan Masyarakat
1. Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan
berasal dari kata ‘didik’ yang berarti cara atau proses.
Pendidikan
adalah proses mengembangkan potensi manusia melalui pengajaran atau pelatihan.
Ada beberapa pengertian tentang pendidikan menurut para ahli, diantaranya
adalah:
1) Ki Hajar Dewantara
Pendidikan
adalah suatu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak.
2) Stella van Petten Henderson
Pendidikan
yaitu suatu kombinasi dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan
sosial.
3) Kohnstamm dan Gunning
Pendidikan
adalah pembentukan hati nurani manusia, yakni pendidikan ialah suatu proses
pembentukan dan penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hati nurani.
4) UU SISDIKNAS No.22 tahun 2003
Pendidikan
merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia,
kecerdasan, dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat.
b. Tujuan pendidikan
Pendidikan
memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1) Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia
adalah manusia pancasila
2) Tujuan institusional pendidikan
Tujuan
institusional pendidikan yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga
pendidikan tertentu untuk mencapainya. Misalnya tujuan pendidikan di SD berbeda
dengan tujuan pendidikan di tingkat menengah dan seterusnya. Untuk mencapai
tujuan institusionalnya sekolah menggunakan kurikulum. Kurikulum memiliki
tujuan yang disebut tujuan kurikuler.
3) Tujuan kurikuler
Tujuan
kurikuler yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran. Misalnya tujuan
pelajaran IPA berbeda dengan IPS dan Matemetika.
4) Tujuan instruksional
Tujuan
instruksional meliputi tujuan pokok bahasan dan subpokok bahasan. Tujuan pokok
bahasan disebut tujuan instruksional umum (TIU). Sedangkan tujuan subpokok
bahasan disebut tujuan instruksional khusus(TIK).
c. Unsur – unsur pendidikan
Unsur-unsur
pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1) Subjek yang dibimbing (peserta didik)
Peserta
didik ini mempunyai status sebagai subjek, yaitu yang diberikan pendidikan.
Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik
adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri-ciri peserta didik yang harus dipahami oleh pendidik adalah:
a) Individu yang memiliki potensi fisik dan
psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik
b) Individu yang sedang berkembang
c) Individu yang membutuhkan bimbingan
individual dan perlakuan manusiawi
d) Individu yang mempunyai kemampuan untuk
mandiri
2) Orang yang membimbing (pendidik)
Yang
dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya
dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Oleh karena itu yang bertanggung jawab atas pendidikan
adalah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran dan latihan, dan
masyarakat.
3) Interaksi antara peserta didik dengan
pendidik (interaksi eduktif)
Interaksi
eduktif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik
dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan
pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan
manipulasi, isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4) Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan
pendidikan)
5) Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan
(materi pendidikan)
6) Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat
dan metode pendidikan)
Alat
dan metode di sini diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus, alat
itu untuk melihat jenisnya, sedangkan metode melihat efisiensi dan
efektifitasnya.
7) Tempat di mana peristiwa bimbingan
berlangsung (lingkungan pendidikan)
d. Fungsi pendidikan
Fungsi
pendidikan meliputi:
1) Memberikan keterampilan yang dibutuhkan
agar dapat turut aktif mengambil bagian dalam proses demokrasi.
2) Mengembangkan bakat yang ada pada tiap
orang untuk kepentingan pribadi dan masyarakat.
3) Mempersiapkan seluruh anggota masyarakat
agar dapat mencari nafkah.
4) Untuk melestarikan kebudayaan.
5) Mengurangi pengontrolan orang tua, dengan
menggunakan mekanisme pendidikan yang ada disekolah dan peran orang tua
digantikan oleh pendidik untuk mendidik anaknya di sekolah.
6) Sebagai sarana untuk mengakomodasi segala
kesalahpahaman yang berujung pada perselisihan karena adanya perbedaan
pandangan antara pihak umum dan pihak sekolah dalam beberapa nilai tertentu
seperti hadirnya pendidikan seks dan sebagainya.
7) Menjaga sistem kelas di masyarakat dimana
pendidikan sebagai sarana siswa dalam melangkah pada tahapan selanjutnya
sehingga mendapatkan status sosial yang sama atau lebih tinggi dari orang
tuanya, walaupun demikian di sekolah mengajarkan untuk bisa menerima perbedaan
status di masyarakat.
8) Memperpanjang masa remaja pada seseorang
sebab peserta didik masih dianggap tergantung secara finansial dan psikologis
pada orang tuanya.
Fungsi
pendidikan menurut David Popenoe sebagai pengembang resepsi social seseorang
semisal sumber inovasi sosial, sarana pengejaran tentang keberadaan berbagai
kultur dan corak kehidupan, menjamin integrasi sosial, transmisi sosial dan
mengajarkan serta memilih berbagai peranan yang ada dalam kehidupan sosial yang
diharapkan dikemudian hari agar dapat menjadi seorang pribadi yang peka dalam
kehidupan sosial sekitarnya.
2. Masyarakat
a. Pengertian masyarakat
Secara
umum, pengertian masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup
bersama. Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab dengan kata
"syaraka". Syaraka, yang artinya ikut serta (berpartisipasi).
Sedangkan dalam bahasa Inggris, masyarakat disebut dengan
"society" yang pengertiannya adalah
interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Pengertian masyarakat
menurut para ahli antara lain :
1) Menurut Emile Durkheim, pengertian
masyarakat adalah suatu kenyataan objektif dari individu-individu yang
merupakan anggotanya.
2) Menurut Karl Marx, pengertian masyarakat
adalah suatu sturktur yang mengalami ketegangan organisasi maupun perkembangan
karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah secara
ekonomi.
3) Menurut M. J. Herkovits, pengertian
masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu
cara hidup tertentu.
4) Menurut J. L. Gillin dan J. P. Gillin,
pengertian masyarakat adalah kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan
yang sama.
5) Menurut Max weber, pengertian masyarakat
adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan
nilai-nila yang dominan pada warganya
6) Menurut Selo Soemardjan, pengertian
masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
7) Menurut Paul B. Horton, pengertian
masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif mandiri dengan hidup bersama
dalam jangka waktu cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu dengan memiliki
kebudayaan yang sama, dan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.
b. Ciri-ciri
masyarakat
Masyarakat
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Masyarakat adalah manusia yang hidup
berkelompok
2) Masyarakat yang melahirkan kebudayaan
3) Masyarakat mengalami perubahan
4) Masyarakat adalah manusia yang
berinteraksi
5) Dalam masyarakat terdapat suatu
kepemimpinan
6) Dalam masyarakat terdapat stratifikasi
sosial
c. Tipe-tipe masyarakat
Ferdinand
Toniest dalam J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto mengungkapkan masyarakat
terbagi menjadi dua tipe yaitu :
1) Gemeinschaft (hubungan primer)
Paguyuban
merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh
hubungan batin murni yang bersifat alamiah dan kekal.
Dasar
hubungan tersebut adalah rasa cinta dan kesatuan batin yang sudah dikodratkan.
Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata dan organisir.
Ciri
pokok paguyuban :
a) Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra
b) Private : hubungan yang bersifat pribadi
c) Exclusife : hubungan tersebut hanya untuk
"kita" saja tidak untuk orang lain diluar "kita"
2) Gesellschaft (hubungan sekunder)
Patembayan
atau gesellschaft adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki
ikatan lahir yang pokok untuk jangka waktu yang pendek. Ciri-ciri kelompok
patembayan :
a) Hubungan antaranggota bersifat formal
b) Memiliki orientasi ekonomi dan tidak
kekal
c) Memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
d) Lebih didasarkan pada kenyataan
social
C. Pendidikan dan Sumber Daya Manusia
Dalam sejarah perkembangan manusia sebelumnya telah
mengalami suatu proses yang panjang yakni melalui belajar, pendidikan dan
pengalaman tersendiri berdasarkan zamannya. Proses balajar dan pendidikan yang
dialami mereka dalam zaman yang berbeda tersebut telah menjadikan manusia mampu memenuhi
kebutuhan menjalani kehidupan hingga memasuki zaman peradaban seperti sekarang
ini.
Antara
pendidikan dan perkembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Kemajuan suatu masyarakat suatu bangsa sangat ditentukan pembangunan sektor
pendidikan dalam penyiapan sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan
zaman. Sumber daya manusia bangsa Indonesia ke depan tidak terlepas dari fungsi
pendidikan nasional.
D. Sekolah dan Masyarakat
Hubungan
sekolah dan masyarakat memiliki pengertian yang sangat luas. Tim Dosen dari
Universitas Pendidikan Indonesia mengemukakan bahwa “hubungan antara masyarakat
dan sekolah merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik
secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan
pembinaan kerjasama serta pemenuhan kepentingan bersama.
Usaha
yang dapat dilakukan oleh sekolah yaitu
menjadikan masyarakat sebagai sumber pelajaran dengan memberikan
kesempatan luas dalam mengenal kehidupan masyarakat, sehingga diharapkan anak
didik dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat, lebih mengenal
lingkungan sosial, dapat berinteraksi dengan orang lain dengan latar belakang
keluarga yang berbeda. Oleh karena itu apa yang dipelajari dalam sekolah
hendaknya berguna bagi kehidupan anak di masyarakat.
Sekolah
dan masyarakat memiliki hubungan yang lebih erat dalam pencapaian tujuan
sekolah , dimana sekolah harus bisa menunjang proses pencapaian tujuan atau
pemenuhan kebutuhan masyarakat khususnya kebutuhan pendidikan. Sekolah juga
harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntunan masyarakat,
terutama terhadap sekolah. Sekolah dan masyarakat juga perlu dibina dan
dikembangkan suatu hubungan yang harmonis.
Hubungan
yang harmonis tersebut ada beberapa manfaat pelaksanaan hubungan sekolah dengan
masyarakat (School Public Relation) yaitu: bagi Sekolah/lembaga pendidikan.
1. Memperbesar dorongan mawas diri, sebab
seperti diketahui pada saat dengan berkembangnya konsep pendidikan oleh
masyarakat, untuk masyarakat dan dari masyarakat serta mulai berkembangnya
impelementasi manajemen berbasis sekolah, maka pengawasan sekolah khususnya
kualitas sekolah akan dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh
masyarakat antara lain melalui dewan pendidikan dan komite sekolah.
2. Memudahkan/meringankan beban sekolah
dalam memperbaiki serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di
tingkat sekolah. Hal ini akan tercapai apabila sekolah benar-benar mampu
menjadikan masyarakat sebagai mitra dalam pengembangan dan peningkatan sekolah.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada sekolah yang berkembang
dan berkualitas baik apabila tidak mendapat dukungan yang kuat dari masyarakat
lingkungannya. Masyarakat akan mendukung sepenuhnya serta membantunya apabila
sekolah mampu menunjukkan kinerja yang berkualitas.
3. Memungkinkan upaya peningkatan profesi
mengajar guru. Melalui hubungan yang erat dengan masyarakat, maka profesi guru
akan semakin mudah untuk tumbuh dan berkembang. Sebab pada dasarnya laboraturium
terbaik bagi lembaga pendidikan seperti sekolah adalah masyarakatnya sendiri.
Demikian pula laboraturium profesi guru yang professional akan dibuktikan oleh
masyarakatnya.
4. Opini masyarakat tentang sekolah akan
lebih positif/benar. Opini yang positif akan sangat membantu sekolah dalam
mewujudkan segala program dan rencana pengembangan sekolah secara optimal,
sebab opini yang baik merupakan modal utama bagi sekolah untuk mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Bantuan masyarakat hanya akan lahir apabila mereka
memiliki opini dan persepsi yang positif tentang sekolah. Karena itu
keterbukaan, kebersamaan dan komitmen bersama perlu ditumbuhkembangkan di
lingkungan sekolah.
5. Masyarakat akan ikut serta memberikan
kontrol/koreksi terhadap sekolah, sehingga sekolah akan lebih hati-hati.
6. Dukungan moral masyarakat akan tumbuh
terhadap sekolah sehingga memudahkan mendapatkan bantuan material dari
masyarakat dan akan memberikan kemudahan dalam penggunaan berbagai sumber
belajar termasuk nara sumber yang ada dalam masyarakat.
E. Peran Masyarakat dalam Pendidikan
Masyarakat
umumnya memandang pendidikan sebagai peranan penting dalam mencapai tujuan
sosial. Pemerintah bersama orang tua menyediakan anggaran pendidikan yang
diperlukan untuk kemajuan pendidikan, sosial, dan pembangunan bangsa sebagai
upaya mempertahankan nilai tradisional yang berupa nilai luhur yang harus
dilestarikan, seperti rasa hormat kepada orang tua, kewajiban mematuhi aturan
dan norma-norma yang beraku. Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk iman dan
takwa kepada Allah, meningkatkan kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi,
sosial, budaya dan pertahanan keamanan.
Peran masyarakat dalam pendidikan
terlihat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, BAB XV, Bagian Kesatu, Pasal 54, Ayat 1,2 dan 3.
1. Peran serta masyarakat dalam pendidikan
meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi,
pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu pelayanan pendidikan.
2. Masyarakat dapat berperan serta sebagai
sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.
3. Ketentuan mengenai peran serta masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
F. Kesimpulan
1. Pendidikan dan Masyarakat
a. Pendidikan
Pendidikan
adalah proses mengembangkan potensi manusia melalui pengajaran atau pelatihan.
b. Masyarakat
Masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang relatif mandiri dengan hidup bersama dalam
jangka waktu cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu dengan memiliki
kebudayaan yang sama, dan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.
2. Pendidikan dan Sumber Daya Manusia
Antara
pendidikan dan perkembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Kemajuan suatu masyarakat suatu bangsa sangat ditentukan pembangunan sektor
pendidikan dalam penyiapan sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan
zaman.
3. Sekolah dan Masyarakat
Sekolah
dan masyarakat memiliki hubungan yang lebih erat dalam pencapaian tujuan
sekolah , dimana sekolah harus bisa menunjang proses pencapaian tujuan atau
pemenuhan kebutuhan masyarakat khususnya kebutuhan pendidikan. Sekolah juga
harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntunan masyarakat,
terutama terhadap sekolah. Sekolah dan masyarakat juga perlu dibina dan
dikembangkan suatu hubungan yang harmonis.
4. Peran Masyarakat dalam Pendidikan
Pendidikan
memegang peranan penting dalam membentuk dan menciptakan masyarakat sesuai yang
diharapkan. Dengan adanya pendidikan apa yang dicita-citakan masyarakat dapat
diwujudkan melalui anak didik sebagai generasi masa depan. Salah satu peranan
pendidikan dalam masyarakat adalah dalam fungsi sosial yakni sekolah merupakan
salah satu sarana pendidikan yang diharapkan masyarakat.
G. DAFTAR PUSTAKA
Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi
pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tirtarahardja, Umar. 2005.
Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT. Rhineka Cipta.
Gunawan, Ary. 2000. Sosiologi
Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta.
Fakhrizal, Muhammad. 2014.
Pendidikan dan Masyarakat. .... ....
Syamsudin, Mukhammad. 2012.
Sosiologi Pendidikan. .... ....