Studi Kelayakan Bisnis (Hubungan SKB dengan Pengambilan Keputusan)


A. Pengertian Pengambilan Keputusan

Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan suatu alternatif dari beberapa alternatif. Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk di tindak lanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah. Definisi pengambilan keputusan menurut Sondang P. Siagian adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat. Sedangkan Menurut Irham Fahmi (2014:233), Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan.

B.  Tahapan pengambilan keputusan

1.     Pemahaman dan perumusan masalah

Pertama-tama manajer harus menemukan apa masalah sebenarnya yang dihadapi organisasi atau perusahaan kemudian menemukan bagian mana yang harus dipecahkan. Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan beberapa cara. Pertama, manajer secara sistematik menguji hubungan sebab-akibat. Kedua, manajer mencari penyimpangan-penyimpangan atau perubahan dari normal. Ketiga, barangkali paling penting manajer berkonsultasi dengan pihak-pihak lain yang mampu memberikan pandangan tentang masalahnya.

2.    Pengumpulan dan analisis data yang relevan

Manajer kemudian harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudian mendapatkan informasi tentang permasalahannya.

3.    Pengembangan alternatif-alternatif

Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif. Apakah meaejer harus mengidenetifikasikan seluruh alternatif yang feasible? Barang kali hal ini baik dalam teori, tetapi dalam praktek hal itu sering kali sulit dicapai. Manajer tidak selalu mempunyai informasi yang lengkap dan pandangan sempurna, walaupun banyak buku dan latihan pembuatan keputusan masih menyarankan kepada pembuat keputusan untuk mendapatkan semua data sebelum mempertimbangkan alternatif-alternatif keputusan.

4.    Evaluasi alternatif-alternatif

Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, mereka harus mengefaluasinya untuk menilai efektivitas setiap alternatif. Efektivitas dapat diukur dengan dua kriteria: apakah alternatif ralistik bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi dan seberapa baik alternatif akan membantu pemecahan masalah.

5.    Pemilihan alternatif terbaik

Tahap kelima pembuatan keputusan merupakan hasil efaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer. Pilihan alternatif terbaik juga sering merupakan suatu kompromi diantara berbagai faktor yang telah dipertimbangkan.

6.    Implementasi keputusan

Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian perinah. Manajer harus menetapkan anggaran atau skedul kegiatan, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan tanggungjawab dan wewenang pelaksanaan tugas-tugas tertentu. Dalam hal ini, manejer perlu memperhatikan berbagai risiko dan ketidakpastian sebagai konsekwensi dibuatnya suatu keputusan. Dengan mengambil langkah tersebut, manajer dapat menentukan kegiatan yang diperlukan untuk menanggulangi hambatan dan tantangan yang akan terjadi.

7.    Evaluasi hasil-hasil keputusan

Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontinu bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapinya.

C. Model Pengambilan Keputusan

1.     Keputusan-keputusan yang diprogram (programed decisions)

Keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan, atau prosedur. Keputusan-keputusan ini rutin dan berulang-ulang. Setiap organisasi mempunyai kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan pembuatan keputusan dalam situasi yang berulang dengan membatasi dan menghilangkan alternatif. Contohnya manajer tidak perlu memikirkan gaji karyawan karena telah umunya organisasi mempunyai skala gaji untuk semua posisi.

2.    Keputusan-keputusan yang tidak deprogram (non-programed decisions)

Dilain pihak adalah keputusan dengan yang berkenaan dengan masalah-masalah khusus, khas, atau tidak bisa. Bila suatu masalah yang timbul tidak cukup diliput oleh kebijaksanaan atau sangat penting sehingga perlu penanganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak diprogram. Beberapa contoh masalah yang memerlukan keputusan-keputusan yang tidak diprogram antara lain, cara pengalokasian sumber daya-sumber daya organisasi, penanganan lini produk yang jatuh dipasaran, atau cara perbaikan hubungan masyarakat.

3.    Keputusan-keputusan dengan kepastian, risiko,dan ketidakpastian

Situasi-situasi pembuatan keputusan ini menyangkut berbagai aspek yang tidak dapat diketahui dan sulit diperkirakan, seperti reaksi pesaing tertentu, atau tingkat inflasi tiga tahun mendatang. Tingkat ketidakpastian dalam berbagai situasi akan berbeda-beda. Oleh karena itu, manajer akan menghadapi tiga macam situasi: kepastian, risiko dan ketidakpastian.

Dalam kondisi kepastian (certainty), para manajer mengetahui apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang, karena tersedia informasi yang akurat, terpercaya, dan dapat diukur sebagai dasar keputusan. Dalam kondisi risiko (risk) manajer mengetahui besarnya probabilitas setiap kemungkinan hasil, tetapi informasi lengkap tidak tersedia. Sedangkan dalam kondisi ketidakpastian (uncertainty) manajer tidak mengetahui probabilitas, bahkan mungkin tidak mengetahui kemungkinan hasil-hasil. Pembuatan keputusan dalam kondisi ketidakpastian lebih tepat dengan menggunakan metode kuantitatif untuk mengantisipasi dan memperkirakannya.

D. SKB Sebagai Alat Penentuan Keputusan Investasi

Dalam Kehidupan sehari-hari, kita selalu dihadapi dengan berbagai masalah ataupun pilihan sehingga kita perlu mengambil keputusan yang terbaik untuk menghadapi masalah tersebut. Demikian juga halnya dalam suatu organisasi, Pengambilan Keputusan atau Decision Making merupakan suatu hal yang hampir tidak bisa dihindari. Kegagalan ataupun keberhasilan suatu organisasi pada dasarnya sangat tergantung pada keputusan yang diambil oleh pihak manajemennya. Tanpa pengambilan keputusan, fungsi-fungsi dasar manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian tidak akan dapat dilaksanakan.

Related Posts