Studi Kelayakan Bisnis (Manfaat dan Aspek-aspek yang Dianalisis dalam SKB)

Pihak-pihak yang berkepentingan dengan analisis proyek dalam kaitan dengan pembuatan studi kelayakan bisnis bisa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu investor, kreditor dan pemerintah. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal ini adalah pihak-pihak yang bisa memanfaatkan studi kelayakan bisnis.
A. Manfaat SKB
1.     Manfaat bagi investor
Dalam hal ini investor bisa suatu lembaga domestik atau asing bisa pula individu-individu pemilik modal baik domestik maupun asing, baik pemilik bisnis atau proyek maupun diluat bisnis/proyek. Pengertian investor disini adalah seseorang atau lembaga yang memiliki sejumlah dana dan menanamkan dananya langsung dalam proyek investasi dengan mendapatkan kompensasi berupa deviden.
Para investor dalam menanamkan dananya menggunakan prinsip bahwa proyek yang akan dibiayai harus benar-benar dipersiapkan dan harus layak dari segi teknis, ekonomi, dan keuangan. Hal ini diinginkan oleh para investor karena tidak ingin proyeknya gagal. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu studi yang serius dalam merencanakan suatu proyek yang disebut studi kelayakan bisnis/proyek. Studi kelayakan bisnis tersebut bisa dibuat oleh investor itu sendiri, pemilik proyek yang masih membutuhkan penanam modal lain, atau pihak ketiga misalnya konsultan.
a.    Studi kelayakan bisnis bagi investor itu sendiri
Fungsinya adalah untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa keputusan investasi yang akan dilakukannya adalah keputusan yang telah diperhitungkan dengan matang dan proyeknya akan menghasilkan keuntungan yang lain.
b.    Studi kelayakan bisnis bagi pemilik proyek
Fungsinya adalah untuk menarik minat penanam modal lainnya terhadap proyek dan meyakinkan para calon penanam modal tersebut bahwa proyek memiliki prospek keuntungan yang baik.
c.    Studi kelayakan bisnis bagi konsultan
Fungsinya adalah untuk berbagai pertimbangan. Pertimbangan tersebut antara lain ketidakmampuan pemilik proyek melakukan studi kelayakan, misalnya kkarena proyek berskala besar membutuhkan orang-orang yang pengalaman dalam melakukan studi proyek atau agar penilaian proyek bisa dilakukan seobjektif mungkin karena dilakukan oleh pihak ketiga.
2.    Manfaat bagi kreditor
Kreditor memerlukan studi kelayakan proyek karena ia harus menilai prospek proyek guna menentukan akan memberikan pinjaman pembiayaan atau tidak. Sebagaimana investor, kreditor juga tidak mengharapkan proyeknya gagal. Perbedaannya, kreditor memiliki kepentingan dengan proyek terbatas selama periode utang belum lunas. Sedangkan investor memiliki kepentingan dengan proyek selama modalnya tertanam di dalam proyek, dengan kata lain selama hidup proyek. Para kreditor akan lebih memperhatikan segi keamanan dana yang dipinjamkan mereka yaitu pembayaran bunga dan angsuran pokok pinjaman oleh pemilik proyek tepat pada waktunya.
Salah satu bentuk kreditor adalah Lembaga Keuangan Pembangunan. Lembaga ini bertujuan menyediakan dana pinjaman jangka panjang dan menengah untuk investasi produktif. Lembaga keuangan pembangunan merupakan kombinasi lembaga perantara keuangan dan lembaga pembangunan. Sebagai lembaga keuangan, tugas utamanya adalah memindahkan modal lokal dan asing terutama yang bersifat jangka panjang. Namun, sebagai lembaga pembangunan, kegiatannya menyalurkan modal kepada proyek yang mempunai nilai kelayakan dan manfaat yang tinggi dari segi kepentingan nasional yaitu keuntungan dan manfaat sosio ekonominya.
3.    Manfaat bagi pemerintah
Pemerintah lebih berkepentingan dengan manfaat proyek bagi perekonomian nasional, yaitu apakah proyek membantu menghemat devisa, menambah devisa, atau memperluas kesempatan kerja. Pemerintah mengadakan penilaian proyek untuk membantu pengambilan keputusan pemberian kemudahan fasilitas terhadap proyek, misalnya pemberian keringanan pembebanan pajak, subsidi, jaminan, dan insentif lain.
Contohnya, suatu proyek diperkirakan memiliki tingkat probabilitas ekonomi nasional tinggi dibandingkan tingkat probabilitas komersialnya. Dalam hal ini, pemerintah harus memberikan kemudahan fasilitas proyek. Sebaliknya, jika tingkat probabilitas komersial proyek jauh lebih tinggi daripada tingkat probabilitas ekonomi nasional. Berarti terlalu banyak dana proyek yang belum dimanfaatkan, maka pemerintah harus mempertimbangkan kembali hal ini.
B.  Aspek-aspek yang Dianalisis dalam SKB
1.     Aspek hukum
Aspek hukum, yaitu penilaian yang ditujukan untuk menilai kelengkapan dari surat-surat atau dokumen yang dimiliki seperti izin usaha atau dokumen pendukung lainnya. Disamping itu juga,untuk menilai keabsahan dan keaslian dan kesempurnaan surat-surat yang dimiliki, termasuk badan usahanya. Apakah barang yang diproduksi halal, sehat, higinis atau merusak kesehatan.  
2.    Aspek pasar dan pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran dilakukan untuk menilai prospek pasar yang akan dimasuki, seperti ada tidak pasar yang akan dimasuki, seberapa besar peluang pasar yang ada, kondisi persaingan serta strategi pemasarannya. Artinya, segmentasi pasar yang ditujuan juga jelas, hal ini bisa dilihat pada data Badan Pusat Statistik (BPS) daerah berupa data-data jumlah penduduk tiap-tiap daerah berdasarkan usia, pekerjaan, jenis kelamin, karena hal itu sangat menentukan jumlah barang/jasa yang diproduksi untuk masing-masing jenis barang.
3.    Aspek keuangan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sumber-sumber dana yang akan diperoleh untuk membiayai usaha, kemudian bagaimana kebutuhan investasi secara rinci. Nasabah juga diminta menyajikan proyeksi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan modal untuk beberapa periode ke depan. Laopran keuangan ini perlu dianalisis sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu rasio keuangan, sehingga tergambar kondisi keuangan yang sesungguhnya.
4.    Aspek teknis/operasi
Penilaian aspek teknis atau operasi dikaitkan dengan penetuan lokasi usaha, tata letak (layout), teknologi yang diguunakan dan metode sediaan perusahaan. Lokasi usaha sangat menentukan bagi perusahaan guna memudahkan nasabah berinteraksi dengan konsumennya. Demikian juga factor layout yang diberikan akan memberikan suasana yang nyaman bagi konsumen.
5.    Aspek ekonomi sosial
Aspek ekonomi sosial, untuk suatu usaha tertentu, terutama usaha dalam skala besar, sangat penting untuk dinilai. Misalnya berkaitan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) suatu proyek. Memberikan bantuan sosial kepada masyarakat berupa beasiswa, pembangunan Masjid, balai pelatihan bagi ibu rumah tangga atau dengan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup dan pendapatannya guna memenuhi kebutuhan ekonominya.
6.    Aspek organisasi dan manajemen
Merupakan aspek untuk menilai organisasi perusahaan seperti struktur organisasi yang dimiliki. Aspek ini juga menilai tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlah maupun kualitas yang dimiliki. Kemudian dinilai bagaimana perencanaan yang dimiliki sampai dengan pengawasan usaha yang akan dijalankan nantinya.
7.    Aspek amdal
Aspek amdal adalah analisis mengenai dampak lingkungan yaitu dampak usaha yang akan dijalankan terhadap lingkungan baik terhadap tanah, air, udara, atau terhadap manusia itu sendiri. Dampak yang timbul terhadap tanah, misalnya tanah menjadi gersang, tidak subur atau bahkan menimbulkan erosi. Demikian pula terhadap air misalnya dapat mengubah warna, rasa, atau menimbulkan bau. Dampak terhadap udara misalkan menimbulkan polusi, debu, panas, atau suara bising. Bahkan berdampak buruk pada manusia itu sendiri seperti menimbulkan penyakit, baik terhadap pegawai, maupun terhadap masyarakat sekitar lokasi usaha. Jika jelas memiliki dampak, perlu diperhatikan jalan keluar yang diberikan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan tersebut.

Related Posts