Tinjauan Tentang Siklamat

Tinjauan Tentang Siklamat

Siklamat memiliki nama dagang yang dikenal sebagai assugrin, sucarly, sugar twin, atau weight watchers. Siklamat mempunyai tingkat kemanisan 30 kali lebih manis dari sukrosa. Karena tingkat kemanisannya yang tinggi, siklamat sering disebut sebagai biang gula. Siklamat lebih disukai karena tidak memberikan after-taste pahit seperti halnya sakarin, sehingga banyak digunakan oleh produsen tingkat industri besar selain itu siklamat memiliki harga yang relatif murah sehingga banyak produsen dengan bebas menggunakan bahan tambahan pangan tersebut (Wijaya, 2011).

Natrium Siklamat pertama kali ditemuakan dengan tidak sengaja oleh  Michael Sveda pada tahun 1937. Sejak tahun 1950 siklamat ditambahkan  dalam pangan dan minuman, siklamat biasanya terdapat dalam bentuk garam  natrium dari asam siklamat dengan rumus molekul C6H11NHSO3Na. Nama lain dari siklamat adalah natrium siklohexilaminsulfamat atau Natrium Siklamat (Cahyadi, 2009).

Pemanis ini dinyatakan tidak berbahaya dan digunakan secara luas dalam makanan dan minuman selama bertahun-tahun. Namun, pada tahun 1969 keamanannya mulai diragukan karena ada sebuah penelitihan yang melaporkan bahwa siklamat dapat menyebabkan terjadinya kanker kandung kemih pada tikus percobaan yang diberi ransum siklamat. Hasil metabolisme siklamat, yaitu sikloheksilamin, mempunyai sifat karsinogenik. Tingkat peracunan siklamat melalui mulut pada tikus percobaan memiliki LD50 ( 50% hewan percobaan mati) sebesar 12 g/kg berat badan. Disamping itu, penelitihan lain menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi, yakni terjadinya pengecilan testikular dan kerusakan kromosom. Setelah munculnya penelitian ini, Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris melarang penggunaan siklamat sebagai zat adiktif makanan dan negara mereka.

Meskipun demikian, penelitian yang mendasari pelarangan penggunanan siklamat banyak mendapat kritikan dari para peneliti lainnya. Hal ini dikarenakan jumlah siklamat yang digunakan uji toksisitas dilakukan pada dosisi tinggi. Selain itu, data pengujian siklamat pada hewan percobaan tidak menunjukkan efek yang merugikan dalam dosis kecil setiap harinya. Oleh karena itu, sampai saat ini FAO/WHO masih memasukkan siklamat sebagai zat aditif makanan yang diperbolehkan selama penggunaannya sesuai dengan ketentuan Acceptable DailyIntake (ADI). Dan, pada akhirnya, Joint Expert Comitte on Food Additives (JECFA) menentukan ADI untuk siklamat sebesar 11 mg/kg berat badan/hari.

Dibandingkan pemanis sintetis nonkalori yang lain, siklamat merupakan sintetis yang paling besar jumlahnya dikonsumsi di Indonesia. Menurut departemen Kesehatan Republik Indonesia, penggunaan siklamat hanya diperbolehkan untuk pasien diabetes mellitus ataupun orang yang membutuhkan makanan berkaloroi rendah. Namun pada kenyataannya, penggunaan siklamat semakin meluas pada berbagai kalangan dan beragam produk.

Di indonesia, penggunaan siklamat untuk dikonsumsi telah diatur oleh Badan POM dalam Peraturan Teknik Penggunan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan. Aturan ini membahas batas penggunan maksimum siklamat untuk tiap kategori pangan dengan mendasarkan perhitungannya pada Acceptable Daily Intake (ADI). Peraturan tersebut juga dituangkan dalam Peraturan Kementrian Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/1X/88, yang mengatakan bahwa kadar maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam makanan untuuk penderita diabetes mellitus dan makanan berkalori redah adalah 3g/kg bahan makanan atau minuman (Wijaya, 2011).

Sifat Fisika Siklamat

Berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, Sangat mudah larut dalam air, etanol, dan praktis tidak larut dalam eter , benzene, dan kloroform (Rosdayani, 2018)

Kelebihan Siklamat Sebagai Pemanis Sintetis

Seperti pemanis rendah kalori lainnya, Natrium Siklamat bermanfaat untuk mengontrol berat badan, mengelola diabetes, atau membantu mencegah kerusakan gigi. Natrium Siklamat stabil dan larut dalam air. Natrium Siklamat digunakan sebagai pemanis dalam minuman diet dan makanan rendah kalori lainnya. Selain itu, Natrium Siklamat berguna sebagai penambah rasa. Stabilitas panas, tingkat kemanisan yang tinggi dan keunggulan teknologi lainnya juga membuat Natrium Siklamat digunakan bagi banyak sediaan farmasi dan perlengkapan mandi (Putri, 2015)

Dampak Penggunaan Siklamat yang Berlebihan

Penggunaan Natrium Siklamat secara berlebih dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh senyawa Natrium Siklamat  yaitu :

Dampak akut 

Sakit perut, diare, demam, sakit kepala, mual, dan muntah. 

Dampak kronis 

Memicu timbulnya kanker atau karsinogenik, gangguan saraf, gangguan fungsi hati, iritasi lambung, dan perubahan fungsi sel  (Saparinto dan Hidayati, 2010).

Lebih lamaTerbaru

Posting Komentar