Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah Tehadap Perekonomian


PENDAHULUAN



Sejarah Perkembangan Kebijakan Nilai Tukar Di Indonesia



Berdasarkan sejarah, negara Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu:



1.    Sistem kurs tetap (1970 - 1978)

Sesuai dengan Undang-Undang No.32 Tahun 1964, Indonesia menganut sistem nilai tukar kurs resmi Rp. 250/dolar Amerika sementara kurs uang lainnya dihitung berdasarkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar pada tingkat yang ditetapkan, Bank Indonesia melakukan intervensi aktif di pasar valuta asing.



2.    Sistem mengambang terkendali (1978 - Juli 1997)

Pada masa ini, nilai tukar rupiah didasarkan pada system sekeranjang mata uang (basket of currencies). Kebijakan ini diterapkan bersama dengan dilakukannya devaluasi rupiah pada tahun 1978. Dengan sistem ini, bank Indonesia menetapkan kurs indikasi (pembatas) dan membiarkan kurs bergerak di pasar dengan spread tertentu. Bank Indonesia hanya melakukan intervensi bila kurs bergejolak melebihi batas atas atau bawah dari spread.



3. Sistem kurs mengambang (14 Agustus 1997 - sekarang)

Sejak pertengahan Juli 1997, nilai tukar rupiah terhadap US dolar semakin melemah. Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang maka bank Indonesia memutuskan untuk menghapus rentang intervensi (sistem nilai tukar mengambang terkendali) dan mulai menganut sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) pada tanggal 14 Agustus 1997. Penghapusan rentang intervensi ini juga dimaksudkan untuk mengurangi kegiatan intervensi bank Indonesia terhadap rupiah dan memantapkan pelaksanaan kebijakan moneter dalam negeri.



PEMBAHASAN



A.  Pengertian Nilai Tukar Dan Kebijakan Nilai Tukar



Nilai tukar aytau yang sering disebut dengan kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestic atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestic terhadap mata uang asing.

Sedangkan kebijakan nilai mata uang adalah tindakan-tindakan yangdiambil oleh pemeritah/ autoritas moneter, dalam rangka mempertahankan nilai tkar mata uangnya pada tingkat yang paling mendukung pertumbuhan ekonomi, terhadap mata uang asing, khususnya mata uang yang kuat dan kovertebel.

Kebijakan nilai tukar meliputi semua campur tangan (intervensi) pemerintah termasuk himbauan (moral, suason), untuk mempengaruhi tingkat da perubahan nilai tukar.

Bentuk-bentuk intervensi pemerintah yang dimaksud untuk mempengaruhi tingkat dan perubahan nilai tukar mata antara laian adalah sebagai berikut:

1.    Menentukan slaah satu system nilai tukar

2.    Menjual atau membeli valuta asing pada bursavaluta asing (BVA)

3.    Menyelenggarakan pertukaran dan pengamanan nilai tukar mata uang melalui (swaparrangement)

4.    Melakukan pinjaman (borrowing) dari luar negeri antara lain dari lembaga-lembaga keuangan internasional elalui IMF, bank dunia, bank pembangunan islam, bank pembangunan asia atau dari berbagai negaraberupa sindikasi maupun secara bilateral, untuk memperkuat cadangan devisa.

5.    Berbagai kebijakan lain seperti kebijakan moneter, kebijakan fiscal, pengumuman target moneter, pengumuman target inflasi dan lain sebagainya, yang memberikan pengaruh terhadap pasar valuta asing.



B.  Nilai Tukar Mata Uang



Nilai tukar mata uang dibagi menjadi dua yaitu :

1.   Nilai tukar nominal, adalah nilai tukar yang ditulis dengan angka nominal. Misalnya US$ 1,00=Rp10.000. kurs antara dua Negara adalah yang dinamakan kurs nominal.

2.  Nilai tukar Riil atau kurs riil (riil exchange rate) adalah harga relative dari barang-barang kedua Negara yang menyatakan tingkat dimanakita dapat memperdagangkan barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang Negara lain. Oleh karena itu nilai tukar riil juga disebut terms of trade.



Secara umum dapat dituliskan = Nilai tukar nominal x  Harga barang domestic

Harga barang luar negeri

Nilai tukar riil diantara kedua Negara dihitung dari nilai tukar nominal dan tingkat harga di kedua Negara.Jika nilai tukar riil adalah tinggi, berarti harga barang-barang luar negeri relative murah, dan harga barang-barang domestic relatif mahal. Dan sebaliknya, jika nilai tukar riil rendah, berarti harga barang-barang luar negeri relative mahal, dan harga-harga barang domestic relative murah.



C.  Tujuan Kebijakan Nilai Tukar



Adapun tujuan dari kebijakan nilai tukar adalah:

1.    Pencapaian tingkat nilai tukar nominal atau efektif tertentu selama jangka waktu tertentu

2.    Mengurangi fluktuasiturun naiknya nilai tukar yang terlalu tinggi sehingga membahayakan perdagangan luar negeri pada khususnya dan perekonomian nasional pada umumnya.

3.    Pencapaian target cadangan devisa yang telah ditetapkan/ditargetkan



D.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar



Pada dasrnya nilai tukar dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran valuta asing. Adapun faktornya sbb:

1.    Pembayaran untuk impor.

Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah.

2.    Aliran modal keluar (capital outflow).

Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar permintaan valuta asing dan pada gilirannya akan memperlemah nilai tukar.

3.    Kegiatan spekulasi.

Meski banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang dilakukan oleh spekulan maka semakin besar permintaan terhadap valutaasing sehingga memperlemah nilai tukar mata uang asing.



Faktor-faktor yang memepengaruhi penawaran valuta asing

1.    Faktor penerimaan hasil ekspor

Semakin besar volume penerimaan hasil ekspor barang dan jasa, maka semakin besar jumlah valuta asing yang dimiliki oleh suatu Negara yang pada gilirannya akan mendorong nilai tukar mata uang menguat (apresiasi).

2.    Faktor aliran modal masuk (capital inflow)

Semakin besar aliran modal yang masuk kedalam suatu Negara, maka nilai tukar cenderung menguat. Alira modal tersebut dapat berupa penerimaan utang luar negeri,penempatan dana jangka pendek oleh pihak asing (pottofolio investment) ataupun investasi langsung dari pihak asing (forign direc investment).



E.  Faktor Mempengaruhi Melemahnya Nilai Tukar Rupiah



1.    Faktor dalam negeri mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar:

a.    Perekonomian Indonesia yang kurang mapan


b.    Pelarian modal kembali ke luar negeri (Capital Flight)


c.    Ketidakstabilan Politik- Ekonomi di Indonesia


d.   Kultur bangsa yang cenderung konsumtif dan boros


2.    Faktor di luar negeri mempengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar:


a.    Keadaan ekonomi Amerika Serikat yang baik


b.    Rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika The Fed tahun ini


c.    Harga komoditas ekspor harganya anjlok


d.   Neraca perdagangan terus merosot


 


F.   Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah:


 


1.    Dampak positif melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat bagi perekonomian Indonesia.


a.    Nilai gaji dalam Dolar AS akan meningkat


b.    Meningkatkan daya saing produk Made in Indonesia di luar negeri


c.    Selisih nilai tukar kurs lebih bagi pengekspor di Indonesia


d.   Harga barang konsumsi impor akan naik




2.    Dampak negatif melemahnya nilai tukar rupiah 


a.     Beban Hutang Negara Dan Swasta Makin Berat


b.    Pemerintah seringkali perlu berutang guna menjalankan pembangunan, baik secara langsung ke lembaga atau negara tertentu, maupun dengan menerbitkan obligasi (surat utang). Perusahaan-perusahaan swasta pun seringkali perlu berutang dulu untuk mengembangkan usahanya. Jika utang- utang ini dilakukan dalam bentuk Dolar AS, maka pengembaliannya pun harus dilakukan dengan mata uang yang sama, walaupun kurs Rupiah saat pengembalian utang berbeda dengan saat pemberian hutang. Namun selama beberapa tahun terakhir ini, Pemerintah lebih banyak berhutang dalam Rupiah, sehingga risiko krisis jadi lebih kecil. Walaupun demikian, sebagian hutang Pemerintah Indonesia masih ada yang berdenominasi Dolar AS, begitu pula banyak sekali utang- utang perusahaan swasta dalam mata uang tersebut, sehingga ketika kurs Rupiah melemah akan tetap terasa efeknya.


c.     Harga bahan baku impor akan naik


d.    Kenaikan harga barang impor ini akan buruk sekali bagi industri yang berbahan baku impor, misalnya industri tempe dan tahu. Kebutuhan kedelai Indonesia sebagian besar dipenuhi dari impor, sehingga bila kurs Rupiah melemah terus menerus, maka harga kedelai akan makin menjulang tinggi dan dampaknya harga tempe dan tahu naik, serta industrinya terancam gulung tikar. Semakin banyak industri berbahan baku impor di Indonesia, maka dampak kurs rupiah melemah terhadap perekonomian akan semakin berat. Selain karena perusahaan-perusahaan di industri itu terancam tutup, para pegawainya bisa di-PHK dan pertumbuhan ekonomi juga terancam melambat. Padahal jumlah industri berbahan baku impor ini banyak terdapat di Indonesia.


e.     Pengangguran meningkat


f.     Semakin tingg harga tukar rupiah maka semakin tinggi


g.    Banyak pedagang gulung tikar


h.    Penurunan daya beli


i.      Harga bahan pokok naik


j.      Semakin lebarnya devisit neraca


k.    Tingginya kebutuhan impor  sehingga devisa yang keluar semakin besar.


l.      Meningkatnya beban anggaran Negara.


m.  Berdasarkan data kementerian keuangan, setiap rupiah melemah Rp 100, deficit aggaran bertambah Rp 940,4 miliar-Rp 1,21 trilliun. Jadi, jika rupiah melemah Rp 1000 sejak awl tahun, maka Negara akan mengalai deficit anggaran sebesar Rp 9 trilliun – Rp 12 trilliun.




3.    Upaya yang dilakukan pemerintah:


a.    Menerapkan kembali UU No 7/ 2011


b.    Salah satu upaya nyata yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi pelemahan rupiah adalah menegakkan kembali UU No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. UU tersebut dengan tegas menetapkan bahwa setiap transaksi harus dilakukan dengan mata uang rupiah. Bila berhasil dilaksanakan sepenuhnya, tentu rupiah akan terjaga dari tekanan fluktuasi. Jadi, di dalam negeri akan dilarang bertransaksi dengan dolar. 


c.    Mendongkrak ekspor


d.   Ekspor industri, terutama industri manufaktur, menjadi fokus pemerintah karena sektor tersebut dapat memberikan nilai tambah pada kegiatan ekspor. Upaya untuk meningkatkan ekspor industri manufaktur ini sangat menjadi perhatian pemerintah, mengingat sektor industri manufaktur merupakan sektor yang memberikan nilai tambah tinggi bagi kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan ekspor. Untuk mendukungnya, pemerintah telah melakukan revisi terhadap berbagai peraturan yang terkait dengan ekspor. Terutama di sektor produksi tekstil, sepatu, serta kertas. Pemerintah juga mempertimbangkan pemberian fasilitas untuk barang-barang modal yang masuk ke dalam negeri, agar dapat membantu dunia usaha mempertahankan daya saing produk-produknya, terutama produk ekspor. Peningkatan ekspor sangat penting untuk memperkuat nilai tukar rupiah, karena sangat sulit untuk menekan atau menghentikan aktivitas impor di era perdagangan bebas saat ini. Salah satu langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan menyiapkan seluruh struktur ekonomi nasional untuk mampu berasing di era perdagangan bebas.


e.    Perkuat modal industri berbahan baku domestik untuk mengoptimalkan ekspor


f.     Menjaga kestabilan harga makanan pokok agar kualitas hidup masyarakat terjaga


g.    Meningkatkan produktivitas pertanian dan perkebunan domestik sebagai bahan konsumsi nasional


h.    Meningkatkan iklan wisata untuk menarik wisatawan mancanegara.


i.      Mengalihkan subsidi Bahan Bakar Minyak dari non- produktif kearah produktif




KESIMPULAN



1.    Nilai tukar atau yang sering disebut dengan kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestic atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestic terhadap mata uang asing.



2.    Nilai tukar mata uang dibagi menjadi dua yaitu :

Nilai tukar nominal, adalah nilai tukar yang ditulis dengan angka nominal.

Nilai tukar Riil atau kurs riil (riil exchange rate) adalah harga relative dari barang-barang kedua Negara yang menyatakan tingkat dimanakita dapat memperdagangkan barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang Negara lain. Oleh karena itu nilai tukar riil juga disebut terms of trade.



3.    Dampak melemahnya nilai tukar rupiah:

1.    Dampak positif melemahnya nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat bagi perekonomian Indonesia.


a.    Nilai gaji dalam Dolar AS akan meningkat


b.    Meningkatkan daya saing produk Made in Indonesia di luar negeri


c.    Selisih nilai tukar kurs lebih bagi pengekspor di Indonesia


d.   Harga barang konsumsi impor akan naik




2.    Dampak negatif melemahnya nilai tukar rupiah 


a.    Beban Hutang Negara Dan Swasta Makin Berat


b.    Harga bahan baku impor akan naik


c.    Banyak pedagang gulung tikar


d.   Penurunan daya beli


e.    Harga bahan pokok naik


f.     Tingginya kebutuhan impor  sehingga devisa yang keluar semakin besar.


g.    Meningkatnya beban anggaran Negara.




DAFTAR PUSTAKA



            Drs.H. Firdaus Rachmat, M.Sc. penghantar teori ekonomi. 2011.Alfabeta, Bandung.



Related Posts