BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Perkembagan dunia perbankan yang diiringi dengan tumbuhnya minat
masyarakat untuk mengetahui segala bentuk aktivitas perbankan dewasa ini makin menggembirakan.
Salah satu aspek berkembangnya adalah beragamnya jumlah produk yang ditawarkan
dengan teknologi yang modern, sehingga masyarakat memliki banyak pilihan untuk
transaksi keuangan dan investasi dengan cepat dan tepat. Lembaga keuangan,
khususnya lembaga perbankan mempunyai peranan yang amat strategis dalam
menggerakkan roda perekonomian suatu negara.[1]
Dengan mengacu pada hukum Islam serta pemahaman tentang keharaman
riba menjadikan lembaga keuangan syari’ah sebagai solusi dalam melakukan pengelolaan
keuangan umat. Dalam Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan
syari’ah, Bank Syari’ah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syari’ah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syari’ah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah.[2]
Undang-Undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk
membuka cabang syari’ah atau bahkan mengkonversikan diri secara total menjadi
Bank Syari’ah.
Seiring dengan perkembangan tersebut mulai banyak bermunculan
lembaga-lembaga keuangan lainnya yang menggunakan sistem perbankan syari’ah
yang salah satunya yaitu BNI Syari’ah. BNI Syari’ah lahir untuk memperkenalkan
dan memberikan produk-produk perbankan yang berlandaskan syari’ah dengan skala
yang lebih besar dibandingkan dengan bank-bank yang berdiri setelahnya. Peran
umum BNI Syari’ah adalah melakukan pendanaan pada usahausaha yang dilakukan
masyarakat dengan berdasarkan pada sistem perekonomian syari’ah Islam. Untuk
menjalankan peranannya tersebut, maka terdapat produk-produk penyaluran dana
yang berupa pembiayaan dengan menggunakan akad sesuai dengan syari’at Islam,
seperti akad mudarabah (bagi hasil), murabahah (jual beli), Ijarah (sewa
menyewa). Sehingga masyarakat yang membutuhkan pendanaan dapat memilih
pembiayaan yang akadnya sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dan tujuannya.
Pada awal bulan Februari tahun 2013 PT Bank BNI Syariah
meluncurkan produk baru yaitu pembiayaan Emas iB Hasanah. Produk ini bisa
menjadi alternatif investasi yang aman bagi masyarakat karena harga emas yang
cenderung naik dan tahan terhadap inflasi. Pembiayaan Emas iB hasanah merupakan
pembiayaan konsumtif yang diberikan untuk membeli emas logam mulia dalam bentuk
batangan yang di angsur secara rutin setiap bulanya dengan akad murabahah (jual
beli).[3]
Oleh sebab itu diperlukan strategi untuk memasarkan sebuah produk
di PT Bank BNI Syariah untuk mencapai taerget penjualan produk pembiayan emas
IB Hasanah. Strategi yang digunakan adalah strategi Public Relation . Public
Relations memiliki peran yang penting dalam
perputaran sistem yang ada pada manajemen lembaga atau organisasi,
keberadaannya mampu menyentuh aspek-aspek sosial dan kepentingan publik, selalu
menampilkan sesuatu yang positif dalam wujud citra yang positif demi
kepentingan perusahaan, membangun citra yang positif ditentukan oleh apa yang
diberikan atau ditampilkan oleh perusahaan. Hal ini merupakan indikasi dari
proses terbentuknya citra positif dan negative.
Public Relations dapat menjadi efektif
menopang fungsi marketing, harus terlebih dahulu diperjelas dalam perencanaan
marketing. Perencanaan harus matang dalam menentukan sasaran dan target
perusahaan, yaitu dengan penerapan strategi dan taktik promosi untuk penjualan
suatu produk.
Public relations berperan sebagai proses dari
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program-program yang mendorong minat
beli serta kepuasan konsumen, melalui penyampaian informasi dan kesan yang
meyakinkan, dalam usaha memperlihatkan
bahwa perusahaan dan produk-produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan,
kepentingan, dan minat konsumen.
Dalam kurun
waktu sepuluh tahun terakhir harga emas cenderung mengalami kenaikan sehingga
menarik investor untuk berinvestasi. Banyaknya investor yang berinvestasi
dengan emas adalah salah satu faktor BNI Syari’ah menciptakan produk pembiayaan
emas. Pembiayaan emas ini sudah ditetapkan dalam fatwa DSN-MUI no.77 tentang
jual beli emas secara tidak tunai.[4]
Dalam
menjalankan produk pembiayaan kepemilikan emas ini, BNI Syariah menggunakan
akad murabahah, dimana calon yang akan menerima pembiayaan akan diberikan
pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara cicilan/angsuran serta mempunyai
beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon
penerima pembiayaan. Pembiayaan investasi adalah pembiayaan yang diberikan oleh
bank syariah kepada nasabah untuk pengadaan barang modal (aset tetap) yang
mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu tahun.[5]
Dari pemaparan
latar belakang di atas, dan pentingnya prosedur atau tata cara dalam proses
pembiayaan emas di PT Bank BNI Syariah, maka melalui tugas akhir ini penulis
mengambil judul “Strategi public Relation PT BNI Syariah pada Produk
Pembiayaan Emas IB hasanah di BNI Syariah Cabang Mataram”
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka
dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana strategi public
relation yang diterapkan PT Bank BNI syariah dalam mempromosikan produk
pembiayaan Emas IB Hasanah pada Bank BNI syariah cabang Mataram?
C. TUJUA N PENELITIAN
Sesuai
dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penulisan karya ilmiah
ini bertujuan untuk mengetahui strategi public relation yang diterapkan PT Bank
BNI Syariah dalam mempromosikan produk pembiayaan emas IB hasanah pada Bank BNI
syariah cabang Mataram.
D. MANFAAT PENELITIAN
1.
Manfaat Akademis
a. Sebagai
kontribusi penelitian terapan di bidang
ekonomi syariah.
b.
Menambah informasi ilmiah
mengenai lembaga berbasis syariah.
c.
Mendalami konsep
hubungan masyarakat pada umumnya dengan strategi yang digunakan perusahaan dalam menarik minat
masyarakat menggunakan produk sebuah perusahaan.
d. Memberikan
sumbangan pemikiran mengenai arti penting menejemen public relations dalam
mencapai tujuan perusahaan.
2. Manfaat Praktis
a.
Penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan PT. Bank BNI Syariah dalam
menyusun strategi dalam mempromosikan produk.
b. Penelitian
ini dapat memudahkan public relations dan marketing yang menyatu dalam divisi
marketing communication untuk merumuskan teknik-teknik manajemen hubungan masyarakat
yang dapat menuju ke arah peningkatan
strategi promosi.
c. Sebagai
penambah pemahaman, pengetahuan dan wawasan terhadap strategi public relations
pada produk pembiayaan emas IB Hasanah
pada PT Bank BNI Syariah cabang Mataram.
E. METODOLOGI PENELITIAN
a.
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam buku metode penelitian kualitatif,
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis yaitu memberikan gambaran
terhadap subjek dan objek penelitian. Maka dalam hal ini pula penulis bermaksud
untuk menggambarkan seutuhnya mengenai strategi public relations PT. Bank BNI Syariah dalam mempromosikan produk pembiayaaan
emas IB Hasanah.
b. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah
divisi Marketing
Communication PT. Bank BNI Syariah, Sedangkan objek penelitian
merinci fenomena yang akan diteliti
sekaligus merupakan deskripsi penelitian.[6]
Dalam hal ini yang menjadi Objek dari penelitian adalah strategi public relations PT. Bank BNI Syariah
dalam mempromosikan produk pembiayaan emas IB Hasanah.
c. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pusat PT.Bank
BNI Syariah Jl. Abdul Muis No. 2-4 Jakarta Pusat. Waktu penelitian dilaksanakan
selama tiga bulan terhitung sejak akhir bulan
d. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data-data dikumpulkan melalui teknik pengum-pulan data diantaranya :
a.Observasi
Observasi,
yaitu salah satu metode dalam penelitian yang berarti pengamatan. Metode pengamatan
dalam istilah sederhana adalah proses di mana peneliti terlibat langsung dalam
objek penelitian. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat
yang bisa digunakan dalam pengamatan ini adalah lembar pengamatan, ceklist,
catatan kejadian, dan lain-lain. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan
dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.[7]
b. Wawancara
Wawancara
yaitu peneliti melakukan tanya jawab secara langsung dengan orang-orang yang
terlibat dalam public relations atau
humas. Wawancara adalah teknik penelitian yang paling sosiologis sifatnya.
Karena bentuknya berasal dari komunikasi verbal antara peneliti dan responden.[8]
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu instrumen pengumpulan data.
Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis interpretasi data . Dokumen bisa
berbentuk dokumen publik atau dokumen pribad. Adapun instrumen penelitiannya adalah
a. Data primer
Data primer
didapat dari informan-informan yang
telah ditentukan oleh peneliti
yaitu pihak-pihak yang dianggap kompeten dan menguasai data yang diperlukan dan berkaitan. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan menggunakan metode atau teknik wawancara. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang ditanyakan. Dan
wawancara yang dilakukan penulis melalui tatap muka, penulis akan langsung mendatangi informan dan
melakukan wawancara, dalam hal ini penulis mewawancarai Manager Corporate Communications and Promotion PT. Bank BNI Syariah
dimana beliau mengetahui secara pasti tentang kegiatan promosi produk
pembiayaan emas IB hasanah
b. Data sekunder
Data
sekunder didapat dari berbagai macam informasi yang berkaitan dengan PT. Bank
BNI Syariah, baik itu berupa artikel, berita, maupun informasi pendukung yang diperoleh melalui
media cetak maupun data internal yang
sudah ada dan telah disediakan oleh Manager Corporate Communications and
Promotion dari PT. Bank BNI Syariah.
e. Teknik Analisis Data
Teknik
analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan
dalam cacatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. kemudian, data
dianalisis menggunakan konsep strategi public
relations yaitu dimulai dari perumusan strategi, implementasi strategi dan
evaluasi strategi. Tahap
selanjutnya adalah interpretasi
data, Interpretasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang
lebih mendalam terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Pembahasan hasil
penelitian dilakukan dengan cara meninjau
hasil penelitian dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh
dari lapangan.
F. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan
pustaka dalam penelitian ini bertujuan untuk berbagi informasi mengenai
hasil-hasil penelitian, untuk menghubungkan penelitian kedalam suatu pembahasan
yang lebih luas serta untuk memberikan perbandingan antar hasil dan temuan
penelitian.
Strategi
Public relations PT. Anugrah Bersama
Sejahtera Dalam Menjalin Loyalitas Customer,
disusun oleh Johan Alkausar, jurusan KPI 2011. Penelitian johan memfokuskan
pada strategi untuk menjalin loyalitas costomer,
dimana public relations berperan
penting untuk mempertahankan loyalitas costomer,
sedangkan skripsi saya memfokuskan
kepada strategi dan media yang
digunakan public relations suatu perusahaan untuk mempromosikan produknya.
BAB II
KERANGKA TEORI
A.
Strategi
1. Pengertian Strategi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah strategi adalah ilmu siasat (perang) atau akal untuk mencapai suatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan. Dengan kata lain, seni atau ilmu dalam menggunakan sumber daya yang ada untuk melaksanakan kebijakan tertentu.[9]
Strategi secara etimologi,
Istilah strategi berasal dari kata Yunani Strategeia
(stratos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau
ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Konsep ini relevan dengan situasi jaman
dulu yang sering diwarnai perang, di mana jenderal dibutuhkan untuk memimpin
suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga bisa
dapat diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan
militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu. Strategi militer didasarkan pada pemahaman akan kekuatan dan
penempatan posisi lawan, karakteristik fisik medan perang, kekuatan dan
karakter sumber daya yang tersedia, sikap orang-orang yang menempati teritorial
tertentu, serta antisipasi terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi.[10]
Pada awalnya, strategi diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam
membuat rencana untuk menaklukan musuh
dan memenangkan perang. Namun pada akhirnya, arti strategi berkembang untuk
semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama.[11]
2. Tahapan- tahapan Strategi
Untuk mencapai
tujuan-tujuan strategi yang diiniginkan, dalam proses strategi komunikasi
terdapat beberapa tahapan-tahapan dalam prosesnya, diantaranya yaitu:
a.
Perumusan strategi
Dalam
perumusan strategi, konseptor harus mempertimbangkan mengenai peluang dan
ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan secara internal,
menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternative dan memilih
strategi yang dilaksanakan. Perumusan strategi berusaha menemukan
masalah-masalah yang terjadi dari peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan
konteks kekuatan, kemudian mengadakan suatu analisis mengenai
kemungkinan-kemungkinan serta memperhitungkan pilihan-pilihan dan
langkah-langkah yang dapat diambil dalam rangka gerak menuju kepada tujuan itu.[12]
b.
Implementasi strategi
Setelah
merumuskan dan memilih strategi yang ditetapkan tersebut, dalam tahap
pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja
sama dari seluruh unit, tingkat dan anggota organisasinya. Tanpa adanya
komitmen dan kerja sama dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan
analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan.
Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya
yang ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme
kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi.[13]
c.
Evaluasi Strategi
Tahap
akhir dari strategi yaitu evaluasi implementasi strategi. Evaluasi strategi
diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya.
Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh
suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang
dinyatakan telah tercapai. Ada tiga macam hal mendasar untuk mengevaluasi
strategi, yakni: (1.) Meninjau faktor-faktor eksternaldan internal yang menjadi dasar
strategi.Adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam
pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya strategi
tidak efektif atau hasil implementasi buruk dapat berakibat buruk pula bagi
hasil yang dicapai. (2) Mengukur
presentasi (membandingkan hasil yang akan diharapkan dengan kenyataan).
Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki penyimpangan dari rencana,
mengevaluasi prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat ke arah
pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat
diukur dan mudah dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari
pada kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi. (3) Mengambil tindakan
korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana. Dalam hal ini
tidak harus berarti bahwa strategi yang ada ditinggalkan atau merumuskan
strategi yang baru. Tindakan korektif diperuntukan bila tindakan atau hasil sesuai dengan yang dibayangkan semula
atau pencapaian yang diharapkan. [14]
Terdapat
beberapa factor yang berpengaruh dalam merumuskan strategi agar suatu
perusahaan tetap eksis, tangguh dalam menghadapi perubahan dan mampu
meningkatkan efektivitas dan produktifitas. Faktor-faktor tersebut antara lain
:
a.
Tipe dan struktur organisasi
Tipe dan struktur yang
dipilih untuk digunakan harus berhubungan dengan kepribadian organisasi
tersebut, sebab seetiap organisasi pasti memiliki kepribadian yang khas. Dengan
demikian, dalam struktur organisasi harus terdapat beberapa unsur, antara lain
specialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, senralisasi dan desentralisasi dalam
mengambil keputusan kerja dan ukuran kerja.[15]
b.
Gaya
Manajerial
Dalam teori kepemimpinan dikenal berbagai tipologi
kepemimpinan, antara lain adalah
tipe otokratik, paternalistic, laisez faire, demokratik, dan kharismatik. Namun demikian, tidak ada
satupun tipe yang sesuai dan dapat digunakan secara konsisten pada semua jenis
dan kondisi organisasi.[16]
c.
Kompleksitas Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal organisasi selalu bergerak
dinamis. Gerakan dinamis tersebutn berpengaruh pada cara mengelola organisasi
dan termasuk dalam merumuskan dan menetapkan strategi. Setiap organisasi akan
terkena dampak lingkungan eksternal dan tidak ada satupun organisasi yang dapat
membebaskn diri dari dampak tersebut , oleh karena itu diperlukan adanya
analisis dan perhitungan terdapat dampak lingkungan eksternal demi tercapainya
tujuan dan sasaran organisasi.[17]
B.
PUBLIC
RELATION
1.
Pengertian
public relation
Public
Relations atau sering juga disebut hubungan
masyarakat sebenarnya timbul akibat adanya saling ketergantungan antar
individu, individu dengan kelompok,
maupun antar kelompok
dengan masyarakat. Pada saat yang sama,
semakin mengakarnya kekuatan individu dalam kelompok publik membuat hubungan
ini menjadi penting. Maka dari itu perkembangan Public Relations kemudian menjadi suatu konsep yang dijadikan objek studi ilmiah. Dalam
suatu organisasi keberadaan Public
Relations ini merupakan hal yang sangat penting sehubungan dengan upaya
membina komunikasi yang harmonis yang baik ke dalam maupun keluar organisasi.
2.
Tujuan
dan Fungsi Public Relations
1. Tujuan
Public
Relations
Tujuan
utama Public Relations adalah untuk
mempengaruhi publiknya, antara lain sejauh
mana mereka mengenal dan mengetahui kegiatan lembaga atau instansi yang
diwakilinya, yang pada akhirnya menjadi dikenal dan disukai
publiknya .Dalam hal ini untuk mencapai tujuannya, seorang Public Relations harus mengembangkan goodwill dan memperoleh opini
public yang favourable atau
menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang harmonisdengan berbagai publik. Kegiatan Public Relations harus dikerahkan ke dalam (Internal Public Relations) dan ke luar (Eksternal Public Relations).
Secara
universal tujuan Public Relations itu
adalah “untuk menciptakan, memelihara, meningkatkan dan memperbaiki citra
perusahaan atau organisasi dimata publik yang disesuaikan dengan
kondisi-kondisi dari pada publik yang bersangkutan”.
Menurut Rosady
Ruslan, tujuan Public Relations adalah
sebagai berikut:
a.
Menumbuh kembangkan
citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan
konsumen.
b.
Mendorong tercapainya
saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.
c. Mengembangkan
sinergi fungsi pemasaran dengan Public Relations
d.
Efektif dalam membangun
pengenalan merk dan pengetahuan merk
e.
Mendukung bauran
pemasaran.[18]
Tujuan
Public Relations adalah Public Relations mengetahui, mengerti,
dan mengatasi public opinion yang aktif itu, sehingga citra organisasi tidak
terganggu. Terhadap public opinion yang latent pun, Public Relations dapat mengetahui, mengerti dan mengantisipasi,
sehingga public opinion tidak akan
menggoyahkan keberadaan dan program, serta kegiatan- kegiatan organisasi, public opinion harus dibentuk menjadi Favourable public opinion. Karena tujuan
dari Public Relation adalah membentuk
the Favourable public opinion atau
citra (image) di mata masyarakat.[19]
2. Fungsi
Public
Relations
Menurut Cutlip
& Center merumuskan fungsi Public
Relations sebagai berikut:
a. Menjunjung
aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada
manajemen lembaga atau organisasi)
b.
Membina hubungan yang
harmonis antara badan/organisasi dengan publik sebagai khalayak sasaran.
c.
Mengidentifikasi yang
menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau
organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.
d.
Melayani keinginan
publiknya dan memberikan sumbangan sasaran kepada pimpinan manajemen demi untuk
tujun dan manfaat bersama.
e.
Menciptakan komunikasi
dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari
badan atau organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya
citra positif bagi kedua belah pihak.[20]
3. Keterkaitan
Public Relation dengan Marketing
Pratek
Public Relation pada prinsipnya
adalah merupakan kegiatan terencana dan suatu usahan yang terus menerus untuk
dapat memantapkan dan mengembangkan
itikad baik (goodwill) dan pengertian
yang timbal balik (mutual understanding) antara
suatu organisasi dengan masyarakat. Public
Relation sebagai aspek komunikasi yang bersifat informative dan edukatif
dapat mendampingi periklanan yang sifat komunikasinya memang persuasive untuk
dapat menjalankan misinya dalam upaya menjual produk. Karena pada hakekatnya Public Relation adalah kegiatan
komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan pemahaman, pengertian dan dukungan
terhadap suatu ikhhwal.[21]
Orang-orang
sering kali beranggapan bahwa bidang pemasaran (marketing) hanya terdiri dari aktivitas promosional seperti
misalnya periklanan dan penjualan tatap muka (personal
selling). Dalam kenyataannya promosi tidak hanya sebatas periklanan dan
penjualan tatap muka saja. Dalam
kaitannya dengan pemasaran, Public
Relations merupakan salah satu elemen dari bauran promosi (promotion mix) terdiri dari pengiklanan
(advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan
(sales promotion), publisitas atau humas (purel
= Public Relation).
Promosi
sendiri merupakan salah satu elemen dari bauran (atau ramuan) pemasaran (marketing mix). Adapun elemen-elemen
bauran pemasaran (marketing mix)
antara lain product, place, price,
promotion. Promosi menurut Edward L. Brink dan Wiliam T.Kelly terdiri dari
upaya-upaya yang diinisiasi oleh penjual secara terkoordinasi guna membentuk
saluran-saluran informasi dan persuasi guna memajukan penjualan barang atau
jasa tertentu, atau penerimaan ide-ide atau pandangan-pandangan tertentu. Dalam
arti luas, promosi berarti “mendorong ke muka”, guna memajukan sebuah ide
dengan sedemikian rupa, hingga ia diterima dengan baik.
Dalam
beberapa tahun terakhir, pemasaran lebih personal berkat kemudahan teknologi
atau media baru yang secara tepat menjangkau konsumen massal. Pada sisi
lainnya, gaya penekanan dengan sentuhan personal lebih menekankan aspek
emosional kemanusiaan dan spiritualitas yang selain memanjakan juga memuliakan
konsumen, bukan hanya pendekatan rasional. Fenomena baru ini menempatkan akademisi
atau praktisi pemasaran dan kehumasan semakin erat, bahkan pada saat tertentu
sulit membedakan kedua profesi ini karena batasan yang hampir kabur dan bidang
garapan yang hampir sama.[22]
4. Keberadaan
Public Relations dalam Marketing
Sebagai
konsep yang memadukan bidang pemasaran kehumasan, fungsi marketing Public Relations diterapkan secara
berbeda-beda. Tom Harris mengelompokan bahwa lima macam keterkaitan antara
bidang tersebut.
a. Separate but equale
function (fungsi yang terpisah tapi sejajar),
pemasaran dan kehumasan sebagai bidang yang terpisah namun masing-masing
menjalankan fungsinya secara sederajat.
b. Equal but overlapping
functions (fungsi yang sejajar namun saling
tumpang tindih) ; pemasaran dan kehumasan menjalankan fungsi masing- masing
secara setara dan terdapat satu titik bersinggungan dan koordinasi fungsi
keduanya, yakni sama-sama membangun citra positif.
c. Marketing as the
dominant functions (pemasaran sebagai
fungsi dominan); pemasaran korporat lebih dominan
dan mengkoordinasi fungsi
kehumasan dalam memperkuat citra perusahaan.
d. Public
Relations as dominant functions (Public Relations sebagai fungsi dominan);
kehumasan justru lebih dominan dan mengkoordinasi fungsi pemasaran korporat dan
produk.
e. Marketing and Public
Relations as the same functions; (pemasaran dan Public Relations melakukan fungsi yang
sama); pemasaran dan kehumasan
melakukan fungsi yang bersama yakni berkomunikasi dengan public dan pasar,
mulai dari segmentasi pasar/khalayak, pemetaan persepsi dan citra, menetapkan
sasaran, merumuskan strategi dan program hingga evaluasinya.[23]
Pengembangan sinergi
dari fungsi Public Relations dan
pemasaran kemudian mencapai titik temu yang dikenal dengan istilah Marketing Public Relations. Alat dan teknik Public
Relations yang sering digunakan untuk menunjang marketing dan sasaran
penjualan suatu bisnis disebut Komunikasi Marketing atau Marketing Public Relations (MPR). Staff PR yang bekerja di bidang ini biasanya tergabung dalam divisi
marketing. Public Relations yang
berorientasi marketing dibentuk oleh suatu divisi baru,yakni marketing communication (Marcomm) atau komunikasi dan pemasaran. Public Relations dapat menjadi efektif
menopang fungsi marketing, harus
terlebih dahulu diperjelas dalam perencanaan marketing. Perencanaan harus matang dalam menentukan sasaran dan
target perusahaan, yaitu dengan penerapan strategi dan taktik promosi untuk
penjualan suatu produk. [24]
MPR
merupakan proses dari perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi program-program yang mendorong minat beli serta kepuasan konsumen,
melalui penyampaian informasi dan kesan yang meyakinkan, dalam usaha
memperlihatkan bahwa perusahaan dan produk-produknya sesuai dengan kebutuhan,
keinginan, kepentingan, dan minat konsumen. Bidang MPR melintasi dan menggabungkan setidaknya tiga disiplin ilmu yakni
strategi, pemasaran dan kehumasan,
serta senantiasa memperhatikan strategi pemasaran, diikuti pengembangan sarana
dan hasil secara langsung berhubungan dengan pembelian dan penjualan terhadap
suatu produk.[25]
C.
Konsep Promosi Public Relations
Philip
Kotler menyatakan nama lain dari public relations adalah publicity yang
didefinisikan sebagai : Activities to
promote a company or its products by planting news about it in media, not paid
for by the sponsor. Akan tetapi pengertian dan ruang lingkup public
relations lebih luas dari pada ruang lingkup “publicity ” yang tujuan lingkupnya ke pemberitaan saja. [26]
Kotler
dan Gery Armstrong memasukan public
relations ke dalam elemen promosi pemasaran, artinya antara lain ditinjau
dari fungsi PR, yaitu menciptakan good relations dengan public, agar masyarakat memiliki image yang baik terhadap perusahaan.
melalui PR dapat membentuk pandangan
baik (corporate image), mencegah
berita – berita tak baik (unfavorable
rumors) dari masyarakat.[27]
Promosi
merupakan satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan
perusahaan dalam memasarkan produk. Promosi secara umum di artikan sebagai
bentuk komunikasi ialah promosi itu menyangkut komunikasi, yakni bagian yang
tajam dari instrumen marketing adalah pesan (messege) yang di komunikasikan kepada calon konsumen melalui
berbagai unsur yang terdapat dalam program promosi.[28]
Adapun
dalam kaitan masalah ini yang sedang dibahas adalah promosi yang ada dilingkup public relations dan bukan promosi
pemasaran atau selling. Perlu
ditekankan keduanya berbeda, antara promosi pemasaran dengan promosi di dalam PR. Adapun itu yang ditinjau dari
penggunaan dan pemilihan media yang dijadikan alat dalam mempromosikan segala
tujuan maupun misi PR dengan bentuk
kegiatan corporate PR maupun
marketing PR, semuanya menggunakan
media dalam program promosi public
relations.
Dalam
hal ini sebagai sarana promosi terpakai dalam konsep promosi public relations, promosi public relations merupakan suatu
aktivitas dalam memperkenalkan suatu produk / jasa agar konsumen terakhir dapat
menikmatinya dengan menggunakan media massa atau pameran sebagai medium dalam
upaya pendistribusian barang maupun jasa yang di tawarkan konsumen maupun
konsumen potensial.[29]
D.
Pembiayaan
Emas IB Hasanah
Pembiayaan emas IB Hasanah merupakan
fasilitas pembiayaanyang diberikan untuk membeli emas logam mulia dalam bentuk
batangan yang diangsur secara pokok setiap bulannya melalui akad murabahah
(jual beli).
Keunggulan
·
Objek pembiayaan berupa
logam mulia yang bersertifikat PT ATAM.
·
Angsuran tetap setiap
bulannya selama masa pembiayaan sampai dengan lunas.
·
Biaya administrasi
ringan sesuai ketentuan yang berlaku.
·
Margin kompetitip.
·
Pembayaran angsuran
melalui debet rekening secara otomatis.
·
Jangka waktu pembiayaan
minimal 2 tahun dan maksimal 5 tahun.
·
Maksimum pembiayaan
sampai dengan Rp.150.000.000,-
Dokumen
yang di Butuhkan
·
Formulir permohonan
pembiayaan
·
Fotocopy KTP
·
Fotocopy PWP( untuk
permohonan Rp.50.000.000,-keatas)
·
Fotocopy kartu
identitas pegawai (untuk pegawai)
Persyaratan
·
Berstatus sebagai
pegawai aktif / propesional / pengusaha / lainnya.
·
Pemohon minimal berusia
21 tahun, pada saat pembiayaan lunas berusia maksimum: 55 tahun untuk pegawai
(usia pension), 60 tahun untuk kalangan professional dan pengusaha.
·
Mempunyai penghasilan
tetap dan kemampuan mengangsur.[30]
[1] Muchdarsyah
Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hlm. 1
[2] Andri
Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2009),
hlm. 61
[3] Brosur
PT Bank BNI Syariah tentang pembiayaan Emas iB Hasanah
[4] Fatwa
DSN-MUI Nomor: 77/DSN/MUI/2010 tentang pembiayaan emas murabahah.
[5] Ismail,
Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011) hlm 114.
[6] Jane Stokes, Media and Cultural
Studies How To Do, (Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2006), hal 10
[7] Dedy Mulyana, Metodelogi
Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2002), hal.181.
[8] Sanafiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial,
Dasar-dasar dan Aplikasi (Jakarta:
Rajawali Pers, 1995) hal. 39
[9] Departemen
Pendidikan dan kebudayaan RI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,2005), h. 1092
[10] Setiawan
Hari Purnomo dan Zulkiefli Mansyah, Manajemen
Strategi, Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta : Lembaga Penerbitan Fakultas
Ekonomi UI, 1999), h. 8.
[11] Rafi’udin
dan Manna Abdul Djaliel, Prinsip dan
Strategi Dakwah, (Bandumg : Pustaka Setia, 1997), h. 76.
[12] Ali
Mutopo, Strategi Kebudayaan, (Jakarta:
Center for strategic and International studies-CSIS, 1978). h.23
[13] Ali
Mutopo, Strategi Kebudayaan, hal. 24.
[14] Ali
Mutopo, Strategi Kebudayaan, (Jakarta:
Center for strategic and International studies-CSIS, 1978). hal. 24
[15] M.
Ismail dan M. Karebet Widjajaksuma, Pengantar
Manajemen Syariat, (Jakarta: Khairul Bayaan,2002), h.131.
[16] M.
Ismail dan M. Karebet Widjajaksuma, Pengantar
Manajemen Syariat, h. 132.
[17] Ibid.h.132
[18]
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations
dan Media Komunikasi : Konsepsi dan aplikasi, (Jakarta) PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), h.31
[19]
Soenarko Setyodarmodjo, Public Relations;
Pengertian, Fungsi, dan Peranannya, (Surabaya: Penerbit Papyrus Surabaya,
2003),h. 47
[20] Rosady
Ruslan, Manajemen Public Relations dan
Media Komunikasi : Konsepsi dan aplikasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2007),, h. 27.
[21]
Frank Jefkins, Public Relations edisi
kelima , (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2003),h. 14
[22]
Scott M Cutlip & Allen H Center,
Effective Public Relation, (Englewood Cliffs N.J : Pretice Hall, 1982),
h.25
[23]
Juliansyah Elvi, Promosi Public Relations,
(Bandung : Bandar Maju, 2008), h.107
[24]
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations
dan Media Komunikasi : Konsepsi dan aplikasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 241
[25] Ibid.h.243
[26] Philip
Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta:
Erlangga, 1993) h. 94.
[27] Ibid.h.95
[28]
Wiliam J. Stanton, Prinsip Pemasaran,
(Jakarta: Erlangga, 1991), h. 87
[29] M.
Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan, Serta Aplikasinya di Indonesia,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002), h.24.
[30]
Brosur BNI Syariah produk pembiayaan Emas IB Hasanah