Makalah Asas Hukum Perikatan Islam







 Makalah
Hukum Perjanjian Islam
 Asas Hukum Perikatan Islam



KATA PENGANTAR


Segala puji & syukur dipanjatkan kehadirat ALLAH SWT atas petunjuk dan kekuatan yang dianugerahkan kepada penulis, sehingga tugas makalah “Asas Hukum Perikatan Islam” ini akhirnya terselesaikan juga. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kehadiran Rasullulah SAW yang telah memberikan petunjuk bagi kebenaran iman, ilmu dan amal bagi umat manusia sehingga berbahagialah mereka yang sadar dan ikhlas mengikutinya.
Penulis sadar bahwa  makalah  ini amat sangat sederhana dalam arti kami masih dalam tahap belajar. Penulis hanya mampu mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Semoga amal mereka diterima oleh ALLAH SWT sebagai amal khasanah dan semoga ALLAH SWT membalas jasa-jasa tersebut dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Untuk itu  dimohon kritik dan saran yang membangun yang nantinya dapat saya jadikan pedoman untuk menulis laporan yang akan datang terima kasih.




                                                                                               Mataram, 10 Januari  2017
                                                                                                          
                                                                                                               Penyusun











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A.  Latar Belakang..........................................................................................
B.  Rumusan Masalah.....................................................................................
C.  Tujuan Penulisan.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
A.    Dana Pensiun...........................................................................................
1.      Pengertian..............................................................................................
2.      Sifat Program Dana Pensiun..................................................................
3.      Manfaat Dana Pensiun...........................................................................
4.      Sumber Dana Pensiun.......................................................................
5.      Pengelolaan Program Dana Pensiun......................................................
6.      Sistem Pendanaan Dana Pensiun………………………………………..
B.     Tabungan Hari Tua................................................................................

BAB III PENUTUP............................................................................................
A.  Kesimpulan.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................






BAB I
PENDAHULUAN

Asas berasal dari bahasa Arab asasun yang berarti dasar, basis,dan fondasi. Secara terminologi, asas adalah dasar atau sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat.[1] Istilah lain yang memiliki arti sama dengan kata asas adalah prinsip yaitu dasar atau kebenaran yang menjadi pokok dasar berfikir, bertindak, dan sebagainya.[2] Mohammad Daud Ali, mengartikan asas apabila dihubungkan dengan kata hukum adalah kebenaran yang dipergunakan sebagai tumpuan berpikir dan alasan pendapat, terutama, dalam penegakan dan pelaksanaan hukum.


BAB II
PEMBAHASAN

Asas  berasal dari bahasa Arab asasun yang berarti dasar, basis, dan fondasi. Secara terminologi, asas adalah dasar atau sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat.[3] Istilah lain yang memiliki arti sama dengan kata asas adalah prinsip yaitu dasar atau kebenaran yang menjadi pokok dasar berfikir, bertindak, dan sebagainya.[4] Mohammad Daud Ali, mengartikan asas apabila dihubungkan dengan kata hukum adalah kebenaran yang dipergunakan sebagai tumpuan berpikir dan alasan pendapat, terutama, dalam penegakan dan pelaksanaan hukum.[5]
Dalam kaitannya dengan Hukum Perikatan Islam, Fathurrahman Djamil mengemukakan enam asas, yaitu asas kebebasan, asas persamaan atau asas kesetaraan,asas keadilan, asas kerelaan, asas kejujuran dan kebenaran, dan asas tertulis.[6] Namun, ada asas utama yang mendasari setiap perbuatan manusia termasuk perbuatan muammalat, yaitu asas ilahiyah atau asas tauhid.

1.      Asas Ilahiyah
Setiaptingkahlakudanperbuatanmanusiatidakakanpernahluputdariketentuan Allah SWT. Seperti yang disebutkandalamQ.S.Al-Hadid(57):4, bahwa“Diabersamakamudimanasajakamuberada. Dan Allah Mahamelihatapa yang kamukerjakan.”[7]
Kegiatanmuammalat, termasukperbuatanperikatan, tidakakanpernahlepasdarinilaiketauhidan. Dengandemikian, manusiamemilikitanggungjawabakanhalini. Tanggungjawabkepadamasyarakat, tanggungjawabkepadapihakkedua, tanggungjawabkepadadirisendiridantanggungjawabkepada Allah SWT. Akibatnya, manusiatidakbolehberbuatsekehendakhatinya, karenasegalaperbuatannyaakanmendapatbalasandari Allah SWT[8].


2.      AsasKebebasan  (Al Hurriyah)
Islam memberikankebebasankepada para pihakuntukmelakukansuatuperikatan. Bentuk da nisi perikatantersebutditentukan para pihak. Apabilatelahdisepakatibentukdanisinya, makaperikatanitumengikat para pihak yang menyepakatinyadanharusdilaksanakansegalahakdankewajiban. Namun, kebebasaninitidaklah absolute. Sepanjangtidakbertentangandengansyariahislam, makaperikatantersebutbolehdilaksanakan. MenurutFathurrahmanDjamil, bahwa“Syariahislammemberikankebebsankepadasetiap orang yang melakukanakadsesuai yang diinginkan, tetapi yang menentukanakibathukumnyaadalahajaran agama”.Dasarhukumnyaantara lain terdapatdalamQ.S.Al-Maidah (5):1”Hai orang-orang yang beriman, penuhilahakad-akaditu.”danQ.S.Al-Hijr (15):29 “Makaapabilaakutelahmenyempurnakankejadiannya, dantelahmeniupkannyaroh (ciptaan)-Ku, makatunduklahkamukepadanyadenganbersujud”.

3.      AsasPersamaanatauKesetaraan(Al Musawah)
Suatuperbuatanmuammalahmerupakansalahsatujalanuntukmemenuhikebutuhanmanusia. Seringkaliterjadi, bahwaseseorangmemilikikelibihandari yang lainnya. Olehkarenaitusesamamanusiamasing-masingmemilikikelebihandankekurangan. Makaantaramanusia yang satudengan yang lain, hendaknyasalingmelengkapiataskekurangan yang lain darikelebihan yang dimilikinya.
Dalammelakukankontrak para pihakmenentukanhakdankewajibanmasing-masingdidasarkanpadaasaspersamaandankesetaraan.Tidakdiperbolehkanterdapatkezaliman yang dilakukandalamkontraktersebut. Sehinggatidakdiperbolehkanmembeda-bedakanmanusiaberdasarperbedaanwarnakulit, agama, adatdanras. DalamQ.S.Al-Hujurat(49):13 disebutkan yang artinya”Haimanusiasesungguhnya kami menciptakankamudariseoranglaki-lakidanseorangperempuandanmenjadikankamuberbangsa-bangsadanbersuku-sukusupayakamusalingmengenal”.

4.      AsasKeadilan
Dalam Q.S. Al-Hadid (57):25 disebutkanbahwa Allah berfirman yang artinya”Sesungguhnya Kami telahmengutusrasul-rasul Kami denganmembawabukti-bukti yang nyatadantelah Kami turunkanbersamamereka al-KitabdanNeraca (keadilan) supayamanusiadapatmelaksanakankeadilan”.Selainitudisebutkan pula dalamQS.AlA’raf (7):29 yang artinya“Tuhankumenyuruhsupayaberlakuadil”.Dalamasasini para pihak yang melakukankontrakdituntutuntukberlakubenardalammengungkapkankehendakdankeadaan, memenuhiperjanjian yang telahmerekabuat, danmemenuhisemuakewajibannya.
Istilahkeadilantidaklahdapatdisamakandengansuatupersamaan. Menurut Yusuf Qardhawi, keadilanadalah“Keseimbanganantaraberbagaipotensiindividu, baik moral maupunmateril, antaraindividudenganmasyarakat, danantaramasyarakat yang satudenganmasyarakat yang laiinya yang berlandaskanpadasyariahislam”[9].Dalamasasini, para pihak yang melakukanperikatandituntutuntukberlakubenardalampengungkapankeadaandankehendak,memenuhiperjanjian yang telahmerekabuatdanmemenuhisemuakewajibannya.

5.      AsasKerelaan(Al Ridha)
            Dalam Q.S. An-Nisa (4):29,dinyatakanbahwa“Segalatransaksi yang dilakukanatasdasarsukasamasukaataukerelaanantaramasing-masingpihak, tidakbolehadatekanan, paksaan, penipuan, mis-statemen”.Jikahalinitidakterpenuhi, makatransaksitersebutdilakukandengancara yang batil(al-aklbilbathil).[10]

6.      AsasKejujurandanKebenaran(Ash Shidq)
            Kejujuranmerupakanhal yang harusdilakukanolehmanusiadalamsegalabidangkehidupantermasukdalampelaksanaanmuammalat.jikakejujuraninitidakditerapkandalamperikatan, makaakanmerusaklegalitasperserikatanitusendiri. Selainitu, jikaterdapatketidakjujurandalamperikatan, akanmenimbulkanperselisihanantara para pihak. Dalam Q.S. Al-Ahzab (33):70 disebutkan yang artinya, ”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalahkamukepada Allah dankatakanlahperkataan yang benar”[11].
            Suatuperjanjiandapatdikatakanbenarapabilamemilikimanfaatbagi para pihak yang melakukanperjanjiandanbagimasyarakatdanlingkungannyaSedangkanperjanjian yang mendatangkanmadharatdilarang.


7.      AsasTertulis(Al Kitabah)
Suatuperjanjianhendaknyadilakukansecaratertulis agar dapatdijadikansebagaialatbuktiapabila di kemudianhariterjadipersengketaan. Dalam Q.S. Al-Baqarah (2);282-283 dapatdipahamibahwa Allah SWT menganjurkankepadamanusia agar suatuperjanjiandilakukansecaratertulis, dihadiri para saksidandiberikantanggungjawabindividu yang melakukanperjanjiandan yang menjadisaksitersebut. Selainitudianjurkan pula jikasuatuperjanjiandilaksanakantidaksecaratunaimakadapatdipegangsuatubendasebagaijaminannya
























BAB III
KESIMPULAN

Asasberasaldaribahasa Arab asasun yang berartidasar, basis,danfondasi. Secaraterminologi, asasadalahdasaratausesuatu yang menjaditumpuanberpikiratauberpendapat.[12]
Ada tujuhasasdalamHukumPerikatan Islam, yaituasaskebebasan, asaspersamaanatauasaskesetaraan,asaskeadilan, asaskerelaan, asaskejujurandankebenaran, danasastertulis.[13]Namun, adaasasutama yang mendasarisetiapperbuatanmanusiatermasukperbuatanmuammalat,yaituasasilahiyahatauasastauhid.


[1]DepartemenPendidikanNasional, KamusBesarBahasa Indonesia, ed.3, (Jakarta:Balaipustaka, 2002), hlm.70.
[2] Ibid.,hlm.896.
[3]DepartemenPendidikanNasional, KamusBesarBahasa Indonesia, ed.3, (Jakarta:Balaipustaka, 2002), hlm.70.
[4] Ibid.,hlm.896.
[5] Ali, Op.cit.,hlm.114.
[6]FathurrahmanDjamil “Hukumperjanjiansyariah”, dalamkomplikasihukumperikatanoleh Mariam DarusBadzrulzaman et al.,cet.1, (Bandung:citraAditiyaBakti 2001),hlm.249-251
[7]Departeman Agama, Op. cit, hlm. 900.
[8] Muhammad Syakir Sula, AsuransiSyariah (Life and General): KonsepdanSistemOperasional, hlm. 78-79.
[9] Yusuf Qardhawi, PeranNilaidan Moral dalanPerekonomian Islam, hlm. 396.
[10]Djamil, Op.cit, hlm 250
[11] Ibid, hlm. 680.
[12]DepartemenPendidikanNasional, KamusBesarBahasa Indonesia, ed.3, (Jakarta:Balaipustaka, 2002), hlm.70.
[13]FathurrahmanDjamil “Hukumperjanjiansyariah”, dalamkomplikasihukumperikatanoleh Mariam DarusBadzrulzaman et al.,cet.1, (Bandung:citraAditiyaBakti 2001),hlm.249-251

Related Posts

There is no other posts in this category.