Makalah Pasar Uang di Dalam dan di Luar Negeri



Pasar Uang di Dalam dan di Luar Negeri

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya kebutuhan untuk mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau sifatnya harus segera dipenuhi. Di beberapa negara kebutuhan terhadap pasar uang memang penting. Hal ini disebabkan keberadaan pasar uang sangat membantu pihak-pihak yang membutuhkan dana cepat, misalnya investor yang membutuhkan dana untuk membayar operasional perusahaan, serta kegiatan lain yang membutuhkan dana secepat mungkin. Di Indonesia kebijakan pasar uang oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dengan instrumen yang berbeda dengan negara lain.
Makalah ini disusun untuk mengetahui kebijakan, instrumen pasar uang didalam maupun diluar negeri.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kebijakan pasar uang di Indonesia ?
2.      Bagaimana kebijakan pasar uang diluar negeri ?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui kebijakan pasar uang di Indonesia
2.      Untuk mengetahui kebijakan pasar uang diluar negeri


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kebijakan Pasar Uang di Indonesia
Pasar uang merupakan salah satu institusi yang memiliki peranan penting bagi bank sentral terutama dalam menginplementasikan kebijakan moneter. Pasar uang yang efisien ditandai antara lain dengan pemilikan karakteristik likuiditas yang optimum stabil, sepenuhnya terintegrasi, dan tidak tersegmentasi sehingga dengan karakteristik yang sama akan ditransaksikan paada harga yang relatif sama. Bank indonesia, sebagai  bank sentral di Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan yang bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan yang sehat, meningkatkan ketersediaan informasi bagi pelaku pasar , serta meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Adapun instrumen yang diterbitkan, antara lain:
1.      Penggunaan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai peranti Operasi Pasar Terbuka dan sekaligus pasar uang dengan tujuan utama sebagai peranti kebijakan moneter khusus-nya untuk kontraksi moneter, sebagai peranti pasar uang dan sebagai salah satu alternatif bagi perbankan untuk menempatkan kelebihan likuiditas yang dimiliki.
2.      Penggunaan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) guna memberikan pilihan kepada pelaku pasar uang dalam menempatkan dana yang tidak terpakai.
3.      Pengembangan Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) yang merupakan suatu sistem automasi yang tidak hanya terbatas pada pasar uang rupiah dan valuta asing tetapi juga informasi lainya yang terkait dengan pasar keuangan bagi anggota, pelanggan, dan Bank Indonesia.
4.      Penetapan Jakarta Offered Rate (JIBOR) sebagai referencerate (arah perkembangan suku bunga) yang dapat diakses pada PIPU. JIBOR merupakan hasil rata-rata tertimbang suku bunga dari 18 bank yang dipilih berdasarkan keaktifan mereka dipasar uang.
5.      Penyelesaian transaksi secara otomatis tanpa menggunakan kertas.
pasar uang syariah merupakan mekanisme yang memungkinkan lembaga keuangan syariah untuk menggunakan instrumen pasar dengan mekanisme yng sesuai dengan prinsip-prinsip syariah baik untuk mengatasi persoalan kekurangan likuiditas maupun kelebihan likuiditas. Hanya saja harus diakui saat ini masih sangat dibutuhkan pengembangan pasar uang berbasis syariah.
            Kebijakan mengenai pasar uang syariah di Indonesia didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia Nomor : 10/36/PBI/2008 tanggal 10 Desember 2008 tentang Operasi Moneter Syariah yang merupakan pengejawantahan pengendalian moneter berdasarkan prinsip syariah dalam rangka mendukung tugas Bank Indonesia dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.

B.     Kebijakan Pasar Uang di Beberapa Negara oleh Bank Sentralnya

1.      European Central Bank (ECB)

Di dalam melaksanakan kebijakan moneter dengan sasaran stabilitas harga (price stability) ECB mengendalikan likuiditas di pasar uang serta mengontrol perkembangan tingkat suku bunga jangka pendek pasar uang. ECB menggunakan targer corridor atau band overnight rates. Untuk melaksanakan kebijakan moneter, piranti moneter utama yang digunakan ECB adalah Operasi Pasar Terbuka (OPT), standing facilities, dan reserve requirements.

2.      Amerika Serikat (Federal Reserve)

Dalam melaksakan kebijakan moneternya, Amerika Serikat (AS) juga menggunakan tingkat suku bunga pasar uang sebagai target operasional dan sinyal kebijakan (policy rate). Federal Reserve menggunakan federal funds rate yaitu ekuivalen dengan suku bunga PUAB-overnight rate, sebagai target untuk memengaruhi suku bunga jangka menengah dan panjang yang akan berdampak kepada sasaran akhir kebijakan moneter mereka yaitu stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan penyerapan tenaga kerja.

3.      Imggris (Bank Of England)

Dalam menentukan kebijakan moneter, Bank of England melakukan pertemuan bulanan yang disebut Monetary Policy Comite (MPC) guna menetukan arah OPT dengan menetapkan tingkat repo rate (fix tender) yang jatuh tempo 2 minggu sebagai policy rate. Selain itu, MPC juga mencari tahu mnegenai ekspektasi pasar terhadap tingkat suku bunga masa mendatang sehingga memudahkan MPC dalam mengambil keputusan melalui OPT mengenai arah kebijakan yang akan diambil. Berikut adalah piranti pasar uang di Inggris, yaitu:

a.       General Collateral Sale and Repurchase Agreements (GC Repo)

b.      Interbank Loan

c.       Short Sterling Futures

d.      Forward Rates Agreements (FRAs)

e.       Swaps

4.      Jepang (Bank Of Japan)

Pasar uang di Jepang dikelompokkan atas 2 kategori yaitu:

a.       Interbank market, yaitu pasar uang dimana pelaku-pelaku utamanya adalah lembaga-lembaga keuangan yang berperan menentukan berapa posisi saldo giro bunga yang ingin dicapai dalam rangka mencapai stabilitas harga.

b.      Open market, yang terdiri dari:

*      Bond gensaki market

*      Repo market

*      Certificate of Deposit (CDs)

*      Commercial paper (CPs)

*      Treasure Bills (TB)/Financing Bills (FB)

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Keberadaan pasar uang didalam maupun diluar negeri sangat penting untuk kebutuhan likuiditas dana jangka pendek . Dibeberapa negara, keberhasilan pasar uang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara misalnya stabilitas harga, penyerapan tenaga kerja dan sebagainya. Untuk itu, Indonesia juga harus mendukung pasar uang terutama melalui kebijakan serta instrumen yang dijalankan.

 

 

Related Posts

There is no other posts in this category.